UGM Dukung Rakernas Peternak Ayam
YOGYA- Komitmen UGM untuk membantu peternak tak pernah kendur. Setelah mengeluarkan Seruan Bulaksumur untuk penyelamatan industri ayam Broiler, UGM juga mendukung Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Peternak Ayam Petelur Indonesia. Dukungan UGM kali ini ‘diwakili’ Fakultas Peternakan.
“Fakultas Peternakan berkomitmen membantu dan mendukung Rapat Kerja Nasional peternak ayam petelur, dengan menyediakan tempat dan mengutus beberapa staf pengajar serta mahasiswanya guna membantu kegiatan tersebut,” jelas Ketua Pinsar Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso kepada media, Jumat (28/6).
Rakernas Asosiasi Peternak dan Petelur Indonesia ini berlangsung Sabtu (29/6) mulai pukul 15.00 di Ruang Sidang Besar, Fakultas Peternakan UGM. Menurut Yudianto Yosgiarso, Rakernas ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi para pemangku kepentingan. Khususnya pemerintah selaku regulator. Harapannya, agar dapat menjaga stabilitas usaha serta mengamankan suplai pangan (telur) bagi masyarakat.
Yudianto Yosgiarso juga memaparkan alasan khusus digelarnya Rakernas di UGM. Di antaranya, selama dua bulan terakhir ini, situasi perunggasan ayam broiler (pedaging) mengalami situasi yang memprihatinkan. Harga jual ayam hidup di tingkat peternak jauh di bawah harga pokok produksi (Rp. 5000 – 10.000 per kg). Hal ini telah memicu kebangkrutan pada banyak peternak, dan memicu berbagai demontrasi di berbagai daerah.
Advertisement
“Kemelut yang terjadi pada perunggasan ayam broiler perlu diantisipasi agar tidak terjadi pada perunggasan ayam petelur atau layer,” tandasnya.
Perbedaan karakteristik budi daya ayam pedaging dan petelur menyebabkan perlunya membuat formulasi strategi dan rekomendasi bagi pemerintah. Selaku regulator, pemerintah harus mengantisipasi terjadinya kemelut sebagaimana yang telah terjadi pada perunggasan ayam pedaging.
Beberapa catatan karakteristik perbedaan yang perlu dicermati. Pertama, ayam petelur memiliki masa produktif hingga 90-100 minggu usia ayam. Sedangkan ayam pedaging masa pemeliharaan hanya 30-40 hari. Kedua, manajemen pakan, perkandangan, distribusi produk (telur).
Ketiga, waktu-waktu permintaan (demand) yang terpengaruh pada tren kebutuhan masyarakat, misal: hari raya, perayaan-perayaan keagamaan, tingkat pendapatan dan kemajuan suatu wilayah. Dan keempat, tipe kepemilikan peternakan ayam petelur lebih banyak peternak mandiri.
Diuraikan pula, dalam Rakernas juga akan hadir Prof. Muladno. Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI periode 2015 – 2016 ini dijadwalkan hadir dan memberikan sumbang pemikiran untuk permasalahan tersebut. (wan)
Advertisement