Tulisan 'Adili Jokowi' Muncul di 8 Titik di Surabaya, Satpol PP Langsung Tutup
Tulisan bernada menohok yang ditujukan kepada Presiden RI ke-7 Joko Widodo, yang berbunyi "Adili Jokowi", sempat tampak di salah satu ruas jalan di Kota Surabaya. Tepatnya di Jalan Prapen, Tenggilis Mejoyo. Satpol PP Kota Surabaya pun langsung menutup tulisan tersebut dengan cat merah, Jumat 7 Februari 2025 siang.
Kepala Satpol PP Kota Surabaya M Fikser menjelaskan, tulisan tersebut tidak hanya muncul di satu titik saja. Namun, juga tersebar di beberap titik yang ada di Kota Pahlawan.
"Terpantau ada delapan titik, titiknya nyebar, kalau lokasinya saya nggak hafal. Tapi kalau jumlahnya kita sudah pantau delapan," ucapnya, Jumat 7 Februari 2025.
Fikser pun menegaskan, jajarannya langsung melakukan penghapusan terhadap tulisan-tulisan tersebut. Penghapusan dilakukan mulai hari ini, hingga waktu menjelang salat Jumat.
"Sudah kita lakukan penghapusan ya oleh teman-teman Satpol PP. Jadi kita juga meminta bantuan apabila ada informasi begitu biar kami, Satpol PP, yang kemudian melakukan penghapusan," tegasnya.
Selain melakukan penghapusan, Fikser juga mengklaim bahwa jajarannya telah menangkap pelaku vandalisme tersebut. Pihaknya juga telah menjatuhkan sanksi sosial kepada pelaku berupa pengecatan terhadap hasil vandalisme yang tersebar di titik-titik kota lainnya.
"Ada yang sudah kita tangkap. Jadi, pelaku vandalisme ada yang sudah kita tangkap dan kita kasih semacam sanksi sosial, kita suruh dia ngecat bersih semua karena di fasilitas milik Pemkot juga ada yang dilakukan mereka," ucapnya.
Fikser juga membeberkan, pihaknya selama ini juga aktif memburu para pelaku vandalisme yang dianggap berkarya, tetapi tidak memperhatikan estetika kawasan perkotaan. Ada macam-macam orang yang disebutnya melakukan aksi tersebut, tidak hanya vandalisme "Adili Jokowi" semata.
"Sebenarnya kita sudah sering kejar vandalisme. Bukan hanya karena ada tulisannya Pak Jokowi ya, tapi vandalisme itu juga untuk di bangunan, fasilitas publik yang lain. Mereka berkarya dengan tidak melihat etika, coret-coret, bentuknya ngawur. Jadi kita sudah pada keliling sebenarnya," pungkasnya.
Advertisement