Pemkot Kediri Gencarkan Penanggulangan Stunting Selama Ramadan, Libatkan TP PKK dan DP3AP2KB
Pemerintah Kota Kediri terus memperkuat upaya penanggulangan stunting selama bulan Ramadan. Salah satu langkah nyata dilakukan melalui edukasi dan santunan yang digelar di Mushola Al Khotimah, Lingkungan Pagut, Kelurahan Blabak, pada Rabu, 12 Maret 2025.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Tim Penggerak PKK (TP PKK) Kota Kediri bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri. Selain memberikan bantuan sosial, acara ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran orang tua dalam mencegah stunting sejak dini.
Ketua TP PKK Kota Kediri: Stunting Butuh Perhatian Serius
Ketua TP PKK Kota Kediri, Faiqoh Azizah Muhammad, menegaskan bahwa stunting menjadi perhatian utama di masyarakat. Namun, ia juga mengingatkan agar istilah ini tidak menimbulkan ketakutan berlebihan.
"Isu stunting memang sering diperbincangkan dan menjadi perhatian serius. Sayangnya, istilah ini terkadang menimbulkan kekhawatiran besar. Di era digital seperti sekarang, pola asuh dan perkembangan teknologi sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak,” ujar Faiqoh.
Faiqoh menekankan pentingnya peran orang tua dalam memastikan pertumbuhan anak yang optimal, karena mereka adalah generasi penerus bangsa.
"Anak-anak kita hari ini adalah pemimpin masa depan. Jika tidak ada upaya penanganan serius, mereka yang akan menanggung akibatnya. Oleh karena itu, kita semua harus berperan aktif dalam pencegahan stunting,” tandasnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk berkolaborasi dengan Posyandu, Puskesmas, dan berbagai instansi terkait guna menekan angka stunting di Kota Kediri.
DP3AP2KB Kota Kediri: Pola Asuh Berperan Besar dalam Pencegahan Stunting
Senada dengan Faiqoh, Kepala DP3AP2KB Kota Kediri, Arief Cholisudin, menegaskan bahwa stunting erat kaitannya dengan pola asuh yang kurang tepat.
"Banyak orang tua belum menyadari bahwa stunting bisa dicegah sejak dini melalui pola asuh yang baik dan asupan gizi yang cukup. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk terus meng-upgrade diri dan menyesuaikan pola asuh dengan perkembangan zaman,” jelas Arief.
Arief juga memaparkan bahwa upaya kolaboratif yang dilakukan Pemkot Kediri membuahkan hasil positif, dengan penurunan angka stunting sebesar 2% dalam satu tahun terakhir.
"Tahun lalu, prevalensi stunting di Kota Kediri turun dari 6% menjadi 4%. Capaian ini adalah hasil kerja sama solid antara seluruh OPD, masyarakat, dan kader yang terus bergerak bersama,” tambahnya.
Santunan untuk Anak Yatim dan Balita Berisiko Stunting
Sebagai bentuk kepedulian nyata, kegiatan ini juga diisi dengan pemberian santunan kepada 30 anak yatim, dhuafa, dan balita berisiko stunting. Bantuan yang diberikan berupa uang saku dan paket sembako guna membantu memenuhi kebutuhan gizi mereka.
Acara kemudian dilanjutkan dengan buka puasa bersama dan salat Magrib berjamaah, menciptakan suasana penuh kebersamaan dan kepedulian sosial.
Pemkot Kediri Berkomitmen Tekan Stunting
Melalui berbagai program dan edukasi seperti ini, Pemerintah Kota Kediri terus berupaya menekan angka stunting dan meningkatkan kesejahteraan anak-anak. Masyarakat pun diajak untuk berperan aktif dalam memberikan pola asuh terbaik guna mencegah stunting sejak dini.
Dengan adanya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai elemen terkait, diharapkan Kota Kediri dapat mewujudkan generasi yang lebih sehat, cerdas, dan bebas dari stunting.
Advertisement