Tentara Myanmar: Rohingya Bakar Rumah-Rumah di Rakhine

Internasional Jumat, 06 Oktober 2017 05:08 WIB

Pengungsi Rohingnya menyaksikan distribusi pangan di kamp pengunsi Balukhali di distrik Ukhia, 4 oktober 2017. Dalam satu bulan terakhir Lebih dari 500.000 warga muslim Rohingnya melarikan diri dari kekerasan berdarah di Myanmar dan angkanya kembali melonjak, dengan Bangladesh melaporkan kini 4.000-5.000 warga menyeberang setiap harinya setelah sempat mengalami jeda. (FRED DUFOUR/AFP)

Militan Rohingya telah membakar rumah-rumah di negara bagian Rakhine dalam beberapa hari terakhir untuk mengintensifkan eksodus warga minoritas muslim.

"Lebih dari 500.000 muslim Rohingya melarikan dari pertumpahan darah komunal di Myanmar dalam enam pekan terakhir dan jumlahnya meningkat lagi," ungkap kantor kepala komisaris Myanmar pada Kamis 5 Oktober, dalam sebuah teguran nyata atas tuduhan pembakaran yang dilakukan oleh para tentara.

Namun, pada pekan ini Bangladesh melaporkan 4-5.000 warga sipil menyeberangi perbatasan setiap hari setelah gelombang kedatangan berhenti sebentar, dengan 10.000 warga lainnya menunggu di daerah perbatasan.

Warga Rohingya yang berhasil mencapai Bangladesh menuduh jumlah besar kedatangan terjadi menyusul aksi intimidasi dan pembakaran oleh tentara Myanmar di bagian Rakhine yang masih merupakan tempat tinggal masyarakat muslim.

Sebuah unggahan di laman Facebook kantor kepala tentara Min Aung Hlaing mengatakan bahwa ledakan di tujuh rumah di sebuah desa Rohingya pada Rabu dini hari dimulai oleh seorang "Einu" atau seorang militan dari Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA).

Pasukan keamanan "yang bekerja untuk hukum" di Mi Chaung Zay di Kota Buthidaung membantu para warga desa memadamkan api yang "terjadi sekitar 2.40 pada 4 Oktober," kata unggahan itu. (nta)