Tak Setuju Sebut Anak Nakal, Ini Cara Khofifah Tangani Permasalahan Kenakalan Remaja di Jatim
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, terus jadi pembicaraan terkait kebijakannya. Salah satunya memasukkan anak-anak nakal ke dalam barak militer untuk menjalani pendidikan karakter.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa punya pandangan berbeda. Ia pun tidak mau menyebut anak nakal.
"Saya itu sangat tidak setuju disebut anak nakal. Saya selalu bilang anak nakal, nakal itu adalah n akal. N itu tidak terhingga, sehingga akalnya tidak terhingga," kata Khofifah ditemui di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis 15 Mei 2025.
Kalau kemudian, anak-anak memiliki karakter yang berbeda-beda dan tidak sesuai norma-norma yang ada maka itu menjadi tanggung jawab bersama.
Salah satu upaya Pemprov Jatim adalah memperkuat pendidikan karakter. Ia mencontohkan, ada lima sekolah khusus pendidikan karakter di Jatim yang sudah berjalan. Berawal dari peninggalan Gubernur Soekarwo yakni SMA Taruna Nala dan Taruna Angkasa.
Di zamannya sejak menjabat 2019 lalu, Khofifah melanjutkan dengan pendirian SMA Taruna Brawijaya, SMA Taruna Bhayangkara, SMA Taruna Madani. Terbaru tahun ini rencana akan dibuka SMA Taruna Pamong Praja bekerja sama dengan IPDN.
"Jadi kita sebetulnya melakukan penguatan karakter anak, yang kami harapkan mereka menjadi speaker nasionalisme, speaker kenusantaraan, speaker kebangsaan," tuturnya.
Di sekolah negeri pun, ia mengatakan, mengedepankan pendidikan karakter melalui cara dan materi pendidikan. Bahkan, dalam waktu dekat ia berencana mengembangkan inovasi pemanfaatan teknologi AI untuk melihat karakter anak bahkan tenaga pendidik di sekolah.
Karena itu, mantan Mensos RI itu tegas tidak menggunakan kebijakan memasukkan anak-anak nakal ke dalam barak militer.
"Kami punya cara bagaimana bisa menyiapkan anak-anak berkarakter. Karakter apa, karakter kebangsaan, karakter ke-Indonesiaan, karakter nasionalisme," pungkas Khofifah.
Advertisement