Stok Minim, Harga Bawang Merah Justru Turun di Probolinggo
Harga bawang merah di Pasar Bawang Merah di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo justru turun ketika stoknya minim. Turunnya harga komoditas bumbu dapur itu dipicu sejumlah penghasil bawang merah di daerah lain sedang panen raya.
“Di Probolinggo, stok bawang sedikit tetapi tidak ada yang beli, tidak ada pesanan dari luar daerah. Mungkin ini dipicu pandemi Covid-19,” ujar Kepala Pasar Bawang di Dringu, Kabupaten Probolinggo, Sutaman Effendi, Senin malam, 11 Januari 2021.
Sutaman menduga, pedagang-pedagang besar kulak bawang merah di sejumlah daerah yang sedang panen raya. “Takalar, Sulsel, juga Brebes dan Demak, Jateng sekarang lagi panen raya bawang merah. Jadi pedagang-pedagang besar kulak ke sana, pasar di Probolinggo pun sepi,” katanya.
Per Senin, 11 Januari 2021, kata Sutaman, stok bawang merah di Pasar Bawang di Dringu hanya 20 ton. Memang pada bulan November, Desember 2020 hingga Januari 2021 ini karena pengaruh puncak musim hujan, panen bawang merah di Probolinggo merosot tajam.
“Di Probolinggo, panen bawang merah mulai Juli, Agustus, September, dan Oktober. Bahkan pada Agustus-September merupakan puncak panen bawang merah di Probolinggo. Stok di Pasar Bawang di Dringu bisa mencapai 250-300 ton per hari selama Agustus hingga September,” kata Sutaman.
Sejak awal Januari 2021 lalu, stok bawang merah di Pasar Bawang merosot tajam. Sisi lain, harga bawang merah justru turun karena sepinya pesanan dari luar daerah.
“Rata-rata harga bawang merah berbagai jenis turun antara Rp3.000 hingga Rp4.000 per kilogram,” katanya.
Senin hari ini, bawang merah kecil harganya Rp8.000-10.000, bawang tanggung (sedang) kecil Rp11.000-12.000, dan bawang tanggung besar Rp14.000-15.000 per kilogram. “Sedangkan bawang besar atau super harganya Rp19.000-20.000 per kilogram,” ujar Sutaman.
Turunnya harga bawang merah juga dibenarkan Mahfud, petani di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo. “Stok bawang merah di tingkat petani juga tidak ada, kalau pun ada ya sedikit sisa panen akhir tahun 2020 lalu,” ujarnya.
Meski turun antara Rp3.000 hingga Rp4.000 per kilogram, Mahfud menilai, harga bawang masih lumayan. “Bisa dikatakan petani masih untung kalau menjual bawang dengan harga seperti sekarang ini,” tambahnya.
Turunnya bawang merah tentu saja membuat konsumen mengaku, senang. “Alhamdulillah, harga bawang merah turun, soalnya setiap hari saya harus beli dalam jumlah besar,” ujar N. Wahyudi, pemilik warung nasi di Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.
“Saya biasa beli bawang protolan, bukan yang untingan (untaian, Red.), harganya lumayan murah. Yang penting urusan masak-memasak harus ada bawang merah,” ujar Ny. Mila, ibu rumah tangga di Jalan Letjen Sutoyo, Kota Probolinggo.
Advertisement