Sopir Bus Maut Nyabu, Ini Efek yang Ditimbulkan
Hasil tes urine sementara sopir bus P.OÂ Ardiansyah yang mengalami kecelakaan maut di Tol Mojokerto, dinyatakan mengandung zat sejenis sabu. Untuk memastikan kandungan tersebut, pihaknya juga akan melakukan uji sampel darah. Hal ini diungkapkan Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jatim Kombes Pol Latif Usman.
Dokter spesialis kejiwaan, dokter Hendy Muagiri Margono mengatakan, sabu memiliki efek stimulan pada penggunaannya. Artinya pemakai sabu akan lebih aktif dan lebih bergembira.
"Sabu mengandung amfetamin biasanya dipakai untuk stimulan, artinya orang yang pakai sabu-sabu biasanya lebih aktif, lebih bergembira. Orang pakai sabu biasanya tujuannya agar lebih happy dan menyebabkan euforia," katanya dihubungi Sabtu, 21 Mei 2022.
Saat ditanya apakah sabu memiliki efek membuat pemakaiannya terus terjaga alias tidak mengantuk. Dosen FK Unair ini mengungkapkan, karena sabu memiliki efek stimulan memang bisa merangsang orang tetap terjaga.
"Stimulan berarti itu merangsang seseorang supaya lebih melek dan bisa lebih bergairah," imbuhnya.
Namun ia menggarisbawahi, efek sabu pada masing-masing orang berbeda tergantung intensitas dan dosis obat yang digunakan. Selain itu, alat pemakaiannya juga mempengaruhi efek pada penggunanya.
"Misalnya, satu orang mungkin saat baru memakai sedikit akan lebih melek sekali, ada pula yang tidak. Ada efek pemakaian beberapa lama mengantuk dan lelah. Itu tergantung kekuatan setiap orang tidak sama, tergantung intensitas dan dosisnya," jelasnya.
"Dan cara pemakaiannya juga berpengaruh. Kalau yang disuntik itu biasanya lebih cepat efeknya. Kalau yang diminum biasanya akan lebih lama, apalagi kalau diperutnya banyak makanan. Karena harus diproses dulu," imbuhnya.
Meski demikian ia menuturkan, tidak semua kandungan amfetamin adalah sabu-sabu. Sebab, ada beberapa obat-obatan golongan amfetamin. Jadi memang harus ada pemeriksaan lebih lanjut.
Advertisement