Rapat Pemilihan Ketua Perwala Jakarta Ricuh, Lahirkan Organisasi Baru Perempuan Lampung
Suasana rapat Persatuan Wanita Lampung (Perwala) wilayah Jakarta yang digelar di Wisma Lampung, Jalan Raya Tomang, Jakarta Barat, berlangsung panas dan tidak kalah seru dari rapat paripurna DPR RI. Agenda utama yakni pemilihan ketua pengurus Perwala Jakarta justru memicu ketegangan dan aksi walk out dari mayoritas anggota.
Mereka menolak laporan pertanggungjawaban Ketua Umum Perwala sebelumnya, Roslina Daan, serta menuding adanya skenario yang dirancang agar Roslina kembali terpilih secara aklamasi. Salah satu keberatan utama adalah dugaan bahwa pihak Roslina memasukkan orang-orang yang tidak dikenal oleh anggota sah untuk mendukung pencalonannya.
Mosi Tidak Percaya Dibacakan di Tengah Rapat
Rapat dimulai dengan penyampaian laporan pertanggungjawaban oleh Roslina Daan. Namun, suasana berubah ketika Nidalia Djohansyah Makki, salah satu inisiator pembaruan, berdiri dan membacakan mosi tidak percaya atas nama puluhan anggota.
Surat pernyataan yang ditandatangani sekitar 60 anggota dan pengurus inti mencantumkan empat poin utama:
Rapat tidak mengikuti prosedur sesuai AD/ART organisasi Perwala.
Laporan kegiatan dan keuangan tidak disampaikan secara transparan dan akuntabel.
Aspirasi anggota tidak terakomodasi dalam pelaksanaan rapat.
Hak dan kewajiban anggota tidak dijalankan sesuai ketentuan organisasi.
Walk Out Massal dan Aksi Lanjutan di Saung Kito
Setelah mosi tidak dipercaya dibacakan, Nidalia dengan lantang menyatakan penolakan terhadap laporan pertanggungjawaban dan mengajak anggota untuk meninggalkan ruang rapat.
“Demi marwah organisasi yang kami cintai, kami menolak laporan pertanggungjawaban ini dan memutuskan keluar dari ruang sidang,” tegas Nidalia, disambut tepuk tangan.
Sementara kelompok loyalis Roslina tetap melanjutkan agenda, kelompok pembaruan memilih melanjutkan musyawarah di Saung Kito, Jl Kamboja, Tomang – hanya 300 meter dari lokasi rapat utama.
Seruan Pembaruan Organisasi Perempuan Lampung
Dalam forum lanjutan, Nidalia menyampaikan pentingnya pembaruan organisasi emak-emak Lampung agar kembali kepada asas gotong royong dan kekeluargaan.
“Organisasi ini awalnya dibentuk dengan semangat kebersamaan. Namun belakangan lebih condong ke ego sektoral. Inilah saatnya pembaruan,” ujarnya didampingi oleh Dr. Hj. Djuariati Djahri Azhari, M.Pd. (Bu Yati), mantan Bendahara Umum Perwala.
Usulan pembentukan organisasi perempuan baru pun disambut antusias oleh peserta dengan seruan “Setuju!” dan tepuk tangan riuh.
Lahirnya Perkumpulan Perempuan Lampung, Dipimpin Bu Yati
Dalam forum musyawarah, disepakati pembentukan organisasi baru bernama Perkumpulan Perempuan Lampung. Secara aklamasi, Dr. Hj. Djuariati Djahri Azhari, M.Pd. terpilih sebagai Ketua Umum Perkumpulan Perempuan Lampung.
Bu Yati menyatakan komitmennya untuk menyusun kepengurusan secara kekeluargaan dan segera mendaftarkan organisasi ini ke Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Hukum dan HAM RI.
“Pengukuhan pengurus kami rencanakan di Hotel Ambhara, Blok M, Jakarta Selatan,” ujar Bu Yati, disambut gembira oleh anggota.
Respons Roslina Daan: Ini Dinamika Organisasi
Menanggapi pecahnya organisasi, Roslina Daan menyebut peristiwa tersebut sebagai bagian dari dinamika yang biasa terjadi dalam organisasi.
“Perwala adalah organisasi kekeluargaan, bukan politik. Jika ada perbedaan, mari kita selesaikan secara kekeluargaan agar tidak gaduh,” ujarnya tanpa memberikan komentar terkait organisasi baru.
Advertisement