Seblang Olehsari Banyuwangi 2025: Tradisi Sakral Penari Trance yang Tarik Wisatawan Dunia
Masyarakat Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, kembali menggelar tradisi budaya Seblang Olehsari 2025. Ritual sakral yang menjadi bagian dari warisan budaya tak benda ini dilaksanakan setiap tahun setelah Hari Raya Idulfitri, tepatnya sekitar tanggal 5 Syawal, sebagai bentuk bersih desa dan tolak bala.
Tahun ini, Seblang Olehsari dimulai pada Jumat, 4 April 2025, dan akan berlangsung selama tujuh hari. Dalam tradisi ini, seorang penari perempuan yang terpilih secara supranatural akan menari dalam kondisi trance. Tarian tersebut dipercaya sebagai bentuk komunikasi spiritual untuk membersihkan desa dari energi negatif dan memohon keselamatan.
Penari Seblang 2025: Dwi Putri Ramadani Kembali Terpilih
Untuk tahun ini, Dwi Putri Ramadani (21 tahun) kembali terpilih menjadi penari Seblang. Dalam keadaan trance, ia menari dengan anggun dan penuh penghayatan, mengenakan omprog (mahkota dari daun kelapa) serta diiringi lantunan gending-gending Seblang yang khas dan mistis.
Putri merupakan keturunan langsung dari para penari Seblang sebelumnya. Tradisi ini memang hanya bisa dijalankan oleh perempuan dari garis keturunan penari terdahulu.
Pemerintah Daerah Dukung Pelestarian Tradisi Seblang Olehsari
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berkomitmen menjaga dan melestarikan tradisi-tradisi budaya seperti Seblang.
“Banyuwangi sangat kaya akan budaya dan tradisi. Seblang Olehsari merupakan bagian penting dari khazanah seni budaya kita, dan kami akan terus mendukung pelaksanaannya,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Olehsari, Joko Mukhlis, menjelaskan bahwa Seblang merupakan ritual tolak bala yang bertujuan membersihkan desa dari marabahaya dan penyakit.
“Kami sangat bersyukur karena tradisi Seblang tahun ini berlangsung lancar. Semoga generasi muda Olehsari terus menjaga dan melestarikan warisan budaya ini,” ungkapnya.
Tradisi Sakral Ini Tarik Wisatawan Lokal dan Mancanegara
Seblang Olehsari tidak hanya dinikmati oleh warga lokal, tetapi juga menarik perhatian wisatawan nasional hingga internasional. Salah satunya, Ahmed, wisatawan asal Mesir, mengaku sangat terkesan setelah menyaksikan langsung ritual Seblang.
“Ini pertama kalinya saya melihat tradisi seperti ini. Sangat unik dan sakral. Saya sangat menghargai budaya masyarakat di sini,” ujarnya kagum.
Pengunjung lain, Muhammad Aqil Al Munawwar dari Kendari, Sulawesi Tenggara, juga merasakan kesan spiritual saat menyaksikan penari Seblang naik ke panggung.
“Saat tariannya dimulai, suasananya terasa begitu sakral. Saya harap tradisi ini tetap lestari,” katanya.
Tundik: Saat Penonton Diajak Menari Bersama Penari Seblang
Salah satu momen menarik dalam tradisi Seblang Olehsari adalah ritual “Tundik”, yaitu saat penari Seblang melemparkan selendang (sampur) ke arah penonton. Penonton yang mendapatkan selendang tersebut wajib naik ke panggung dan menari bersama penari utama.
Ritual Tundik ini menjadi simbol keterhubungan antara dunia spiritual, masyarakat, dan alam sekitar—menciptakan momen kebersamaan dalam suasana sakral.
Seblang Olehsari Banyuwangi: Warisan Leluhur yang Jadi Daya Tarik Wisata Budaya
Seblang Olehsari bukan hanya sekadar ritual adat, tetapi juga menjadi daya tarik wisata budaya Banyuwangi yang menarik perhatian wisatawan domestik maupun internasional. Tradisi ini merupakan bentuk nyata bagaimana kearifan lokal mampu menciptakan daya pikat budaya yang unik, spiritual, sekaligus mempesona.
Advertisement