Risma Berharap Amblesnya Jalan Gubeng Adalah Musibah Terkahir
Menjelang pergantian tahun, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berharap tahun 2019 bangsa ini terhindar dari segala mala petaka, khususnya Surabaya.
Ia juga berharap peristiwa amblesnya Jalan Gubeng adalah musibah terakhir kalinya terjadi di Kota Surabaya.
"Saya berharap kejadian di Gubeng yang terakhir dan tidak ada lagi musibah atau bencana yang akan dirasakan oleh warga dan Kota Surabaya," kata Risma, saat menggelar doa bersama di Taman Surya, Balaikota Surabaya, Rabu, 26 Desember 2018.
Kepada masyarakat Surabaya, Risma mengingatkan bahwa cuaca dan dampak dari global warming juga menjadi salah satu faktor penyebab perubahan alam yang terjadi akhir-akhir ini. Untuk itu, ia mengimbau kepada warga agar lebih waspada pada dampak alam yang terjadi.
"Cuaca alam saat ini kurang baik, mulai dampak dari erupsi gunung Merapi dan dampak dari siklus global warming ini sangat luar biasa. Karena itu, mari kita bersama-sama selalu berhati-hati, semoga tidak ada musibah apapun terjadi di Kota Surabaya," ujarnya.
Risma mengajak pada pergantian tahun yang sebentar lagi akan terjadi untuk saling mempererat silaturahmi dan saling bergandengan tangan antara sesama.
"Mendekati awal tahun, mari kita bersama-sama saling bergandengan tangan mempererat tali silaturahmi, karena saya yakin dengan semakin mempererat silaturahmi pasti akan terjalin pula rahmat dan hidayah dari Allah SWT dan akan memperpanjang usia kita," pesannya.
Sementara itu, sebanyak 2 ribu lebih jajaran Pemerintah Kota Surabaya lintas agama, menggelar doa bersama untuk keselamatan Kota Surabaya dan Bangsa Indonesia, agar terhindar dari segala macam bencana. Doa bersama itu, dilakukan di lima tempat berbeda.
Doa bersama bagi agama Islam dilakukan di Taman Surya Balai Kota Surabaya, yang diikuti sekitar 1000 orang. Sedangkan untuk agama Kristen, doa bersama digelar di Graha Sawunggaling lantai 6 yang diikuti 600 orang.
Untuk agama Hindu, digelar di Pura Segara, Jalan Memet Sastrawirya Komplek TNI AL Kenjeran, yang diikuti 300 orang.
Sedangkan untuk agama Budha, doa bersama digelar di Vihara Budhayana Dharma Wira Center Jalan Panjang Jiwo Permai, yang diikuti 150 orang. Dan untuk Konghuchu, doa bersama digelar di Klenteng Boen Bio Jalan Kapasan No. 131 Surabaya yang diikuti sekitar 150 orang. (frd)