Puji Produk UMKM Banyuwangi, Wapres Sebut UMKM Buatan Ibu-ibu Banyuwangi Layak Naik Kelas
Pada kunjungan kerja di Banyuwangi, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka sempat melihat produk UMKM Banyuwangi yang di pamerkan di RTH Maron, Kecamatan Genteng, Senin, 23 Juni 2025. Waprespun memuji produk UMKM buatan ibu-ibu di Banyuwangi. Menurutnya, produk UMKM Banyuwangi potensial naik kelas.
Puluhan pelaku UMKM hadir dalam acara "Silaturrahmi Wapres bersama Peserta dan Pendamping Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar)". Mereka merupakan nasabah Permodalan Nasional Madani (PNM). Sembari melihat produk UMKM Banyuwangi, Gibran juga berdialog dengan pelaku UMKM.
Menurutnya, produk-produk yang dijual kualitasnya baik dan penjualannya bagus. Dari sisi packaging sudah bagus ada label halal, keterangan PIRT-nya, ada tanggal kadaluarsanya.
"Ini bagus dan bisa ditingkatkan lagi. Dinaikkelaskan lagi. Tadi ada produk keripik pisang yang penjualannya 500 pak per minggu. Itu bisa dinaikkan menjadi 500 pak per hari. Saya lihat tadi ibu-ibu di sini luar biasa semangatnya," kata Gibran.
Menurutnya dengan pendampingan membuat produk yang dihasilkan lebih berkualitas. Menurut Gibran, tingkat non-performing loan (NPL) atau kredit macet nasabah PNM di Banyuwangi cukup rendah, yakni 1,3 persen.
"Karena NPL rendah, potensi untuk dinaikkelaskan sangat besar," tegasnya.
Wapres juga sempat memborong sejumlah produk UMKM Banyuwangi yang dijual di tempat itu sebagai oleh-oleh.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengapresiasi dukungan Wapres terhadap UMKM Banyuwangi. Ipuk mengatakan di Banyuwangi terdapat berbagai program peningkatan dan pendampingan UMKM.
'Di Banyuwangi terdapat Teman Usaha Rakyat yang mendampingi pelaku UMKM untuk naik kelas. Selain itu juga ada modal dan bantuan alat usaha," ungkapnya.
Salah satu pelaku UMKM, Fatimah Nurul Widat, mengaku sudah tiga tahun berjualan aneka jenis minuman seperti es dawet dan kopyor. Warga Kecamatan Genteng itu mendapat pinjaman modal senilai Rp3 juta dari PNM. Uang itu dipakai untuk mengembangkan usahanya.
"Saya sudah tiga tahun jadi nasabah dan mendapat pendampingan," kata Fatimah.
Direktur Operasional Permodalan Madani PT PNM Sunar Basuki menjelaskan, jumlah nasabah PNM di Banyuwangi hingga akhir Mei 2025 mencapai 139 ribu ibu-ibu. Mereka berasal dari berbagai latar belakang sosial-ekonomi.
"Sekitar 62 persen dari sektor perdagangan. Mulai dari penjual jam, perajin batik, peracik sambal rumahan, hingga pelaku usaha makanan ringan yang kini mampu menembus pasar global," ujarnya.
Advertisement