Profil dan Daftar Harta Kekayaan 5 Pimpinan Baru BPK
Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) R telah memilih lima pimpinan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) periode 2019-2024. Dari kelima anggota baru BPK tersebut, empat di antaranya ternyata berasal dari partai politik bahkan ada sedang menjadi anggota DPR saat ini.
Dalam hasil pemungutan suara di Komisi XI DPR RI, Pius Lustrilanang mendapat suara terbanyak untuk menjadi anggota BPK.
Kelima anggota BPK yang terpilih yakni Pius Lustrilanang (Gerindra) dengan 43 suara, Daniel Tobing (PDIP) 41 suara, Hendra Susanto (internal BPK) 41 suara, Aqsanul Qosasih (Demokrat) 31 suara dan Harry Azhar Aziz (Golkar) 29 suara.
Pengesahan tersebut dilakukan dalam rapat paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 26 September 2019.
Berikut profil dan daftar harta kekayaan mereka berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN):
1. Pius Lustrilanang
Pius Lustrilanang merupakan politikus Partai Gerindra dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur (NTT). Aktivis 98 dari Aliansi Demokrasi Rakyat (Aldera) pernah menjabat anggota dewan periode 2009-2014.
Advertisement
Di bawah rezim Orde Baru, Pius pernah diculik bersama dengan Desmond J Mahesa (Direktur LBH Nusantara) pada 4 Februari 1998.
Sebelumnya, Pius pernah menjadi Wakil Ketua Badan Urusan Rumah Tangga DPR dari Fraksi Gerindra. Saat ini, Pius menempati jabatan sebagai Ketua Bidang Koordinasi dan Pembinaan Organisasi Sayap Partai.
Pius mengambil pendidikan Hubungan Internasional di Universitas Parahyangan Bandung. Kemudian melanjutkan sekolah ke Ilmu Kepolisian, Universitas Indonesia.
Pius diketahui menjabat sebagai Direktur PT Brigas Security pada 2000-2005. Jauh sebelum itu, Pius menjadi staf di Yayasan Akar Rumput pada 1996-1997, dan menjadi staf di Institut Study Arus Informasi pada 1997 - 2000
Tercatat, harta kekayaan dari politisi Partai Gerindra tersebut sebesar Rp 5.112.416.273, seusai dengan data LHKPN terbaru periode 2018. Mayoritas harta kekayaannya berupa kas dan setara kas yang bernilai Rp 2.027.929.754.
2. Daniel Lumban Tobing
Daniel Lumban Tobing merupakan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pria kelahiran Surabaya pada 1967 ini ditempatkan di Komisi IV dan Komisi VI untuk periode 2009-2014. Ia kemudian terpilih lagi menjadi anggota DPR RI hingga periode saat ini. Ia ditugaskan di Komisi IX periode 2014-2019.
Daniel Lumban Tobing yang pernah mengelola Kawasan Pabrik di Bekasi ini, tercatat memiliki harta kekayaan sebesar Rp 9.502.184.602 sesuai dengan data LHKPN pada tahun 2009.
Mayoritas harta kekayaannya berupa harta tidak bergerak (tanah dan bangunan) dengan jumlah Rp 8.114.990.000. Sejak tahun itu, data kekayaannya tidak tercatat di situs e-lhkpn.
Advertisement
3. Hendra Susanto
Hendra Susanto bukan orang baru di BPK. Saat ini, ia menjabat sebagai Kepala Auditorat IB Direktur Auditorat Keuangan Negara I.
Menurut laman resmi BPK, Sebelumnya Hendra juga sempat mendaftarkan diri sebagai anggota BPK pada 2017, tetapi gagal. Pemilihan tersebut meloloskan Agung Firman Sampurna yang menjadi anggota BPK I sekaligus atasannya saat ini.
Hendra Susanto memiliki kekayaan sebesar Rp 5.261.722.437 sesuai dengan data LHKPN terbaru 2018. Mayoritas hartanya berupa tanah dan bangunan senilai Rp 3.057.210.000.
4. Achsanul Qosasi
Achsanul aktif juga bukan orang baru di lembaga audit tersebut. Sejak 2017 hingga saat ini, ia menjabat sebagai anggota III BPK RI. Sebelumnya, Achsanul juga menjabat sebagai anggota IV BPK RI dari tahun 2014 hingga 2017.
Di lembaga wakil rakyat, Achsanul pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi XI DPR RI pada 2009-2012. Dalam posisi tersebut ia pernah memegang tanggung jawab sebagai anggota Panitia Khusus Hak Angket Bank Century dan anggota tim pengawas Bank Century.
Ahcsanul memiliki harta kekayaan sebesar Rp 15.661.347.071 sesuai laporan LHKPN terbaru periode 2018. Mayoritas hartanya berupa tanah dan bangunan dengan total nilai Rp 11.536.536.000.
5. Harry Azhar Aziz
Harry Azhar Aziz mungkin tak asing dengan lembaga audit keuangan negara tersebut, karena pernah menjabat sebagai Ketua BPK periode 2014-2019.
Harry Azhar Aziz mengawali karir politiknya dengan menjadi kader Partai Golkar, dan menjabat sebagai Staf Ahli Fraksi Partai Golkar MPR RI pada 2001-2004. Kemudian, dia menjadi anggota Tim Ahli Bidang Ekonomi PAH II BP MPR RI serta Anggota Konstitusi MPR RI pada 2003-2004. Sampai akhirnya menjadi Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar pada 2004-2009.
Pria kelahiran Kepulauan Riau 1956 itu juga pernah menjadi Wakil Ketua Komisi XI DPR RI sejak 2009 hingga 2014 mewakili partai Golkar. Komisi XI membidangi urusan keuangan, perencanaan pembangunan nasional, perbankan, lembaga keuangan bukan bank, termasuk memilih anggota BPK.
Harta kekayaan Harry Azhar Aziz menjadi yang terbesar di antara kelima pimpinan lainnya. Ia memiliki harta sebesar Rp 22.569.741.539 sesuai dengan laporan LHKPN periode 2018. Mayoritas hartanya berupa kas dan setara kas dengan nilai Rp 12.217.475.445.
Advertisement