Potensi Hujan Lokal saat Kemarau, November hingga Februari
Hujan ringan sempat turun di beberapa wilayah Jawa Timur, dalam beberapa hari terakhir. Meski begitu, hujan bukan berarti kemarau segera pergi. Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut hujan lokal berpotensi turun saat kemarau terutama di wilayah dengan topografi pegunungan, di bagian Selatan.
Hujan Lokal
Hujan ringan berupa gerimis sempat turun beberapa kali dalam beberapa hari terakhir di wilayah Malang. "Hujan gerimis, dua hari yang lalu. Sore hari, alhamdulilah," kata Sumiati, warga Kecamatan Sukun, Kota Malang.
Kondisi serupa juga dialami warga di wilayah Kabupaten Malang. Hujan ringan yang turun di wilayah Jawa Timur juga masuk dalam radar prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda.
Hujan saat Kemarau
Namun, hujan yang turun di tengah kemarau bukan berarti menunjukkan musim hujan segera tiba. Peneliti dan Klimatolog BRIN Erma Yulihastin menyebut kemarau masih berlangsung dengan kuat ditandai dengan angin monsun timuran yang kering dan panas di Selatan Indonesia.
"Hujan lokal yang terjadi beberapa hari terakhi, dipicu oleh pembentukan siklon tropis Bolaven di Samudra Pasifik bagian utara," cuitnya dilihat di Twitter atau X, Sabtu 14 Oktober 2023.
Menguatnya monsun timuran menyebabkan melemahnya monsun Asia atau angin baratan. Sehingga menyebabkan efek lokal menguat ditambah interaksi dengan topografi pegunungan.
Kondisi tersebut menurutnya memungkinkan hujan lokal berpotensi turun pada November 2023 hingga Februari 2024. "Inilah penyebab hujan lokal terbentuk di selatan Jawa selama periode menuju musim hujan," lanjutnya.
Pada bulan tersebut, hujan lokal menurutnya akan banyak turun di wilayah Selatan Jawa. Sedangkan, fenomena kemarau El Nino justru menyebabkan awal musim hujan tertunda dua hingga 3 dasarian. Di Jawa bagian Utara seperti Bekasi tertunda lebih lama dibanding bagian Selatan seperti Bogor. "Sebab selatan diuntungkan dengan topografi sehingga sering hujan selama Oktober-November," imbuhnya.