Philipsen Menang Tipis dari Ackermann di Etape Terberat Vuelta

Etape 15 Vuelta a Espana merupakan etape yang paling berat. Setelah sehari sebelumnya, etape 14, Rabu malam WIB, pembalap menyelesaikan rute sejauh 204 km.

Rute yang mengambil jalanan di perbatasan Spanyol Portugis ini berjarak 230 km dibumbui dengan angin dari depan. Ditambah dengan hujan yang mengguyur di beberapa jam sebelum balapan selesai.

Etape 15 Vuelta a Espana merupakan etape terberat karena harus melawan angin dari depan ditambah hujan. (Foto: Istimewa)

Jasper Philipsen (UAE Team Emirates) berhasil merebut juara pertama di hari Kamis malam WIB, 5 November. Sekaligus ini merupakan kemenangan pertamanya di ajang Grand Tour.

Pembalap 22 tahun ini berada terdepan saat balapan kurang 150 meter dan berusaha menahan Pascal Ackermann (Bora-Hansgrohe) dan Jannik Steimle (Deceuninck-QuickStep). Akhirnya mereka finis kedua dan ketiga.

Semua pembalap harus bertarung hingga berakhir di Puebla de Sanabria setelah lebih dari 4.000 meter menanjak. Wajar, ada lima tanjakan kategori tiga dan beberapa tanjakan tidak berkategori lainnya.

Setelah balapan start dari Mos dan sudah sejauh 50 km dari start, peloton berlalu dengan cepat dengan kecepatan sekitar 43 km/jam. Memasuki tanjakan kategori tiga pertama, lantas ada rolling menuju tanjakan kedua Aldo de Carcedeo, di sinilah kelompok breakaway pertama terbentuk.

Mereka adalah Mattia Cattaneo (Deceuninck-QuickStep), Rui Costa (UAE Team Emirates), Rob Power and Mark Donovan (Team Sunweb), Alex Aranburu and Luis Leon Sanchez (Astana), Nick Schultz and Robert Stannard (Mitchelton-Scott), Tim Wellens (Lotto Soudal), and Jose Joaquin Rojas (Movistar). Tak lama, mereka langsung menjauh lima menit dari peloton.

Ini merupakan kemenangan pertama Jasper Philipsen (UAE Team Emirates) di Grand Tour. (Foto: Istimewa)

Tim Bora Hansgrohe dan Trek Segafredo memimpin peloton hingga tanjakan terakhir, Alto de Padornelo, tanjakan sejauh 6,4 km dengan gradien rata-rata 3,5 persen.

Lantas Mattia Cattaneo (Deceuninck-QuickStep) melakukan serangan sendirian di tanjakan terakhir itu. Tetapi saat turunan, angin dari depan menahannya akhirnya tertangkap peloton lagi.

Saat balapan tinggal 3 km, Bora Hansgrohe memimpin peloton sebelum Mitchelton-Scott mengeluarkan sprinter andalannya, Dion Smith di kilometer terakhir.

Primoz Roglic (Jumbo Visma) masih menggenggam La Roja. (Foto: Istimewa)

Michael Morkov (Deceunick-Quickstep) berusaha untuk membawa Steimle untuk sprint tapi Philipsen yang bisa duluan sprint menyalip Ackermann dan menyentuh garis finis hanya beda setengah sepeda.

“Ini sangat luar biasa, tidak bisa diungkapkan kebahagiaan saya dengan kemenangan ini. ini sangat berarti untuk saya. Sudah lama saya menunggu momen yang tepat di Vuelta ini. Dan hari ini sangat tidak diprediksi sebelumnya,” ungkap Philipsen.

“Banyak tim yang berusaha mengontrol peloton. Tentunya banyak juga pembalap kuat melakukan breakaway. Tapi dengan headwind seharian ini berat untuk grup depan. Pada saat start saya tidak pernah mengharapkan akan terjadi sprint. Saya lebih suka finis dengan sedikit menanjak. Tapi ini juga tidak masalah, sprint cocok untuk saya,” bilangnya.

Primoz Roglic (Jumbo Visma) masih bertahan dengan jersey merah. Dan perbedaan waktu serta urutan klasemen general classification masih tetap selama tiga etape terakhir ini.