Penambang Pasir Tradisional Kediri Bertarung Nyawa, Menyelam Jaga Kebersihan Sungai Brantas
Tidak banyak yang tahu jika selama ini keberadaan penambang pasir tradisional di wilayah Kelurahan Semampir Kecamatan, Kota Kediri, ternyata ikut berkontribusi dalam menjaga lingkungan kebersihan Sungai Brantas.
Kebanyakan warga Kelurahan Semampir Kota Kediri terutama yang tinggal di area bantaran Sungai Brantas, menggantungkan hidupnya berprofesi sebagai penambang pasir tradisional.
Profesi ini banyak digeluti warga secara turun temurun hingga sampai sekarang. "Orang-orang penambang di sini penghidupannya kan dari menyelam cari pasir. Mereka semua ini penambang tradisional bukan mekanik loh. Sudah turun temurun sejak mbah sampai turun ke cucu, cari makanya ya di sini," terang Marlan, salah satu penambang pasir tradisional.
"Dengan adanya penambang manual membantu lingkungan sekitar sungai brantas menjadi bersih. Karena selama ini di sungai Brantas banyak sekali ditemukan popok atau sampah lainya disungai. Justru adanya penambang tradisional yang menyelam disungai kotoran kotoran itu dinaikan ke atas permukaan sehingga bisa menjadi bersih," ungkap pria berusia 52 tahun tersebut.
Setiap harinya dari hasil menyelam, penambang pasir tradisional bisa mengumpulkan dua sampai tiga truk. Itu dilakukan secara bersama sama melibatkan enam orang penambang. Mereka mulai beraktivitas pada pagi hari. Mulai pukul 07.00 sampai 17.00 WIB, atau menjelang maghrib.
Satu truk berisi penuh pasir biasanya dijual seharga Rp 250.000. Hasilnya dibagi dengan para pekerja yang lain. "Lihat situasi sungai kalau hujan ya nggak bekerja. Kalau musim penghujan kayak sekarang nggak ada yang berani menyelam karena taruhan nyawa, Mas," tutur Marlan.
Jika ditotal, ada sekitar 15 penambang tradisional yang setiap harinya mengantungkan hidupnya dengan menyelam mencari pasir di Sungai Brantas. Tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan, keberadaan penambang pasir tradisional juga membawa pengaruh pada peningkatan perekonomian masyarakat lingkungan sekitar.
"Dengan adanya penambang pasir tradisional perekonomian masyarakat sini meningkat. Adanya warung serta para penambang ini bisa menghidupi keluarganya. Istilahnya mereka ini kuli paling pendapatan sehari hanya Rp50 ribu," ungkap Marlan.
Keresahan Para Penambang Pasir Tradisional Kelurahan Semampir
Sejak seminggu terakhir ini, para penambang tradisional di lingkungan Kelurahan Semampir Kota Kediri berhenti untuk sementara waktu tidak mencari pasir di Sungai Brantas. Penyebabnya, adanya pemberitaan disalah satu media online yang terkesan memojokkan profesi yang mereka geluti selama ini.
"Warga di sini kira-kira ada 15 orang penambang pasir tradisional. Bahkan kita di sini sama sekali tidak merusak, tidak sesuai apa yang diberitakan muncul kemarin. Penambang pasir manual tidak merusak jadi berita yang muncul itu hoax sekali. Jadi saya minta tolong agar warga di sini bisa mencari nafkah dengan tenang, tidak ada berita berita yang negatif," tandas Marlan.
Selain berdampak pada pekerja tambang, penghentian aktivitas ini juga merugikan pedagang di sekitar lokasi. Warung-warung yang biasanya ramai oleh para penambang kini sepi pelanggan.
"Makanya kalau ada berita yang tidak jelas perlu diklarifikasi. Kita kasihan sama warga sini. Warga sini kan tidak ada yang dirugikan. Justru dengan adanya penambang pasir tradisional atau manual menjadi lingkungan sini bersih,” ungkap Marlan.
“Saya minta kepada teman media supaya diluruskan berita katanya di sini memberi upeti kepada APH (aparat penegak hukum), itu nggak benar sekali! Jangan sampai kita diadu sama aparat. Padahal di lapangan kenyataanya tidak ada," tandasnya.
Sementara itu, salah seorang warga setempat Zaenal Arifin mengakui keberadaan penambang pasir tradisional di Kelurahan Semampir justru membantu perekonomian mereka. "Warga di sini justru beruntung mas karena pedagang yang ada disini justru laku semua bisa membantu perekonomian," ujar warga RT 14 Kelurahan Semampir itu.
Advertisement