Pemuda Madura Peduli Islam Hargai Perbedaan dan Dukung Pemerintah
Koordinator Pemuda Madura Peduli Islam, M Ali Imron mengatakan mendukung kebijakan pemerintah dan menghargai sebuah perbedaan.
Penyataan ini mengomentari unggahan di media sosial twitter kelompok Pemuda Madura Peduli Islam yang menolak kehadiran Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur yang non muslim.
"Mendukung kebijakan pmerintah dalam menjaga keutuhan NKRI, dengan Bhineka Tunggal Ika, dimana Indonesia dibesarkan. Perbedaan itu juga kami anggap sebuah kekayaan budaya bangsa Indonesia," kata Ali Imron, melalui suratnya, Senin, 21 Desember 2020.
Lanjut Ali Imron, Pemuda Madura Peduli Islam berharap dalam mendukung program pembangunan pemerintah Indonesia, khususnya Jawa Timur dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi selama masa pandemi Covid-19.
"Guna terwujudnya itu semua perlunya ada komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi antara Forkopimda (Umaro), dan seluruh elemen masyarakat serta ulama dalam memelihara dan menciptakan kamtibmas yang kondusif," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Dosen komunikasi Universitas Indonesia, Ade Armando mengunggah selebaran dengan kop Pemuda Madura Peduli Islam yang menyebut akan berdemonstrasi di depan Kepolisian Daerah Jawa Timur.
Dalam surat pemberitahuan aksi tersebut, Pemuda Madura Peduli Islam ini akan melaksanakan demonstrasi esok hari pada Selasa, 22 Desember 2020.
Para Pemuda Madura Peduli Islam ini menyatakan akan melaksanakan aksi demo untuk meminta Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Irjen Nico Afinta untuk dicopot. Penyebabnya, karena Irjen Nico Afinta adalah non muslim.
Pemuda Madura Peduli Islam ini menyebut alasan kenapa menolak Nico Afinta menjadi Kapolda Jawa Timur.
"Warga Jawa Timur merupakan penduduk yang mayoritas agama Islam. Khususnya warga Madura yang hampir 100 persen merupakan agama Islam. Maka dari itu kami Pemuda Madura Peduli Islam akan melakukan aksi demontrasi di depan Polda Jawa Timur," sebut surat pemberitahuan tersebut.
Advertisement