Pegawai Boeing Ternyata Pernah Ejek 737 MAX
Produsen pesawat Amerika Serikat, Boeing Co baru-baru ini merilis ratusan pesan mengenai komentar kasar yang dilontarkan pegawainya sendiri. Isi pesan tersebut terkait perkembangan pesawat 737 MAX yang kini di-grounded secara global. Salah satu pesan itu menyebut pesawat tersebut ‘dirancang oleh para badut dan diawasi oleh para monyet-monyet’.
Sejak Maret 2019 lalu Pesawat Boeing 737 MAX di-grounded secara global, tepatnya setelah tragedi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines, hanyalima bulan setelah tragedi serupa yang menimpa pesawat Lion Air. Kedua tragedi tersebut menewaskan total 346 orang. Tragedi yang menimpa Lion Airlines dan Ethiopian Airlines memicu krisis terbesar dalam tubuh Boeing.
Dilaporkan kantor berita Associated Press dan dikutip dari Detik, Sabtu 11 Januari 2020, pesan-pesan internal Boeing yang dirilis pada Kamis 9 Januari 2020 waktu setempat, menunjukkan para pegawai Boeing membahas upaya untuk memperdaya otoritas penerbangan Amerika, Badan Aviasi Federal (FAA) tentang masalah pada simulator penerbangan 737 MAX.
Dalam salah satu percakapan pada 8 Februari 2018, ketika pesawat tersebut mengudara dan delapan bulan sebelum jatuhnya pesawat Lion Air, seorang pegawai Boeing mengatakan kepada rekannya bahwa dia tak akan membiarkan keluarganya naik pesawat tersebut
Dalam sejumlah percakapan terungkap adanya upaya oleh Boeing untuk mencegah agar pelatihan simulator penerbangan, sebuah proses yang mahal dan memakan waktu itu agar tidak menjadi persyaratan bagi 737 MAX.
"Pesawat ini dirancang oleh para badut, yang pada gilirannya diawasi oleh monyet-monyet," begitulah kata salah satu pegawai Boeing dalam pesan internal.
Hingga kini Boeing masih mengupayakan perbaikan software dan sistem lainnya pada 737 MAX untuk meyakinkan regulator penerbangan agar mengizinkan pesawat jenis itu bisa mengudara lagi. Upaya perbaikan yang memakan waktu lebih lama dari perkiraan, berdampak pada keputusan penghentian produksi sementara mulai Januari 2020 ini.
Pesan-pesan internal Boeing ini dirilis kepada FAA dan Kongres AS sejak bulan lalu, namun baru diungkap ke publik pada Kamis 9 Januari waktu setempat. Pihak Boeing menyatakan tengah mempertimbangkan sanksi disiplin untuk sejumlah pegawainya terkait pesan-pesan tersebut. (dtk)
Advertisement