Modus Pinjaman Tanpa Bunga, 14 Pelaku UMKM Surabaya Tertipu Oknum Mengaku Pegawai Pemkot
Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kelurahan Sememi, Benowo, Surabaya, sebanyak 14 orang menjadi korban penipuan berkedok memberikan pinjaman tanpa bunga. Pelakunya mengklaim sebagai pegawai Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Bramasta Afrizal Riyadi.
Salah satu pasangan suami istri yang menjadi korban penipuan tersebut, Ardi Sumarta, 46 tahun, dan Febriana Risanti, 39 tahun. Ardi mengungkapkan, ia bersama para pedagang lainnya diundang oleh terduga pelaku dalam pertemuan dilakukan di kantor Kelurahan Sememi, 24 Oktober 2024 lalu. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh LKMK Kelurahan Sememi.
"Nah, Mas Bram ini mengaku dari pemkot. Terus sosialisasi ke kami untuk menjadi nasabah program pinjaman bantuan UMKM 0 persen tanpa bunga. Kami lalu diminta mengunduh aplikasi Kredivo dan Shopee. Kata Bram, aplikasi ini di bawah naungan OJK sekaligus jadi sponsor resmi yang ditunjuk pemkot, banyak yang unduh dan dibantu mendaftar di kelurahan saat itu," ungkapnya saat ditemui Ngopibareng.id, Selasa 4 Februari 2025.
Ardi melanjutkan, pria tersebut pun lalu meyakinkan istrinya, saat menjaga warung miliknya. Terduga pelaku datang ke warung mereka dengan memperlihatkan sejumlah dokumen, yang menunjukkan bahwa ia adalah pegawai Pemkot Surabaya.
"(Katanya) saya ini dari bagian Umum, ini id card-nya. Dia menunjukan aplikasi dan ada tulisannya Pemkot, ada namanya dia, NIP (Nomor Induk Pegawai), sama pakai baju putih hitam kayak petugas," ujarnya.
Akhirnya, Ardi pun yakin Bram adalah pegawai Pemkot Surabaya, yang benar-benar memberikan bantuan pinjaman kepada UMKM. Dia pun merelakan, dan memberikan fotokopi e-KTP, verifikasi wajah dan foto diri dari istrinya untuk dijadikan persyaratan mencairkan pinjaman tersebut.
Tak berselang lama, Ardi pun lalu diminta untuk menandatangani kontrak dari aplikasi pinjaman online tersebut, dengan dalih agar uang tersebut segera cair. Sebab, dia mengajukan pinjaman uang sebesar Rp26 juta sebagai modal usaha.
"Saya cek ada tagihan di sana (dua aplikasi pinjaman online), tanggal 25 November. Ada Rp12 juta (pembelian) liontin dan Rp14 juta kuku palsu, terus alamat pengirimannya Cirebon," ucapnya.
Ardi beserta istrinya pun masih belum menerima uang yang dipinjamnya tersebut hingga hari ini. Curiga kalau dirinya telah tertipu, dia terus berusaha menghubungi Bram tapi tidak pernah mendapatkan respon. Ia pun sampai-sampai mengunjungi alamat rumah yang pernah diberikan Bram kepadanya. Namun, hasilnya nihil.
"Dia mengaku rumahnya di kawasan Kemlaten, Surabaya. Saat belum ada masalah ini, saya pernah main ke sana. Setelah ketahuan saya ke sana dan dia kabur. Ternyata itu rumah mertuanya," ungkapnya.
Selain itu, Ardi juga mencoba menghubungi seseorang bernama Joko dan Rengga Pramadhika Akbar yang ternyata adalah rekananan bisnis Bram. Ketiganya pun berhasil dikumpulkan pada tanggal 9 Desember 2024 untuk dimintai pertanggungjawaban oleh para korban.
"Di situ mereka saling lempar. Bram ini mengaku awalnya uang habis ke dia, bahkan dia sampai bawa pengacara, seolah-olah ini benar. Ia mengaku mau ganti (kerugian korban) dua minggu hari kerja. Saat jatuh tempo pada tanggal 2 Januari, ia sama sekali tidak bisa dihubungi," ucapnya.
Ardi pun baru mengetahui ternyata ada 13 pemilik UMKM lainnya yang juga tertipu dengan pelaku dan modus yang tak jauh beda. Mereka pun bersama-sama melaporkan kasus tersebut ke Polsek Benowo, yang lalu melimpahkan ke Polrestabes Surabaya.
"Karena kerugiannya ratusan juta, sekitar Rp200 juta, jadi Polsek Benowo melimpahkan ke Polrestabes Surabaya. Tiga orang yang kami adukan ke polisi, Bram, Joko sama Rengga, pada Selasa 7 Januari 2025," pungkasnya.
Ketiganya pun telah resmi dilaporkan ke Polrestabes Surabaya, dengan nomor register laporan STTLPM/22/I/2025/SPKKT/Polrestabes Surabaya, atas tuduhan penipuan dan penggelapan.
Terpisah, Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanty Nainggolan membenarkan adanya laporan atas dugaan penipuan dan penggelapan tersebut. Saat ini, pihaknya pun masih melakukan penyelidikan. "Masih dilakukan penyelidikan," ucapnya singkat.
Advertisement