Model Take Away Sepi, Kedai Kopi Gigit Jari
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali mengakibatkan berbagai sektor mati suri. Sejumlah ruas jalan di perkotaan Lumajang ditutup untuk menekan mobilitas warga.
Hal ini tentu berdampak pada pergerakan ekonomi warga. Salah satunya, kedai kopi yang berada di Jalan Cokrosujono, Kelurahan Jogoyudan. Sebelum penerapan PPKM Darurat, kedai kopi ini tergolong ramai bahkan sampai malam hari. Omzetnya per harinya mencapai 2 juta. Namun, sejak diterapkannya PPKM Darurat, omset pendapatannya hampir berkurang hingga 70persen.
"Lebih dari separuh dari biasanya, paling berkurang 60-70 persen. Siang itu sepi, kita juga tutup lebih awal ngikuti aturan, jam 8 malam sudah tutup," terang salah satu pegawai kedai, Ali Khadafi.
Selain itu, model pelayanan take away yang dianjurkan pemerintah juga dianggap tidak bisa dinikmati para pengunjungnya lantaran pengunjung lebih suka menikmati kopi dan makan sambil duduk bersama.
"Kita juga menerapkan take away, itu pun juga jarang yang pesan. Orang-orang sini itu terbiasa duduk makan, ngopi gitu. Tak bisa kalau model take away," imbuh Ali.
Dirinya berharap nantinya ada kebijakan lain terkait PPKM Darurat agar para pelaku usaha yang bergantung pada ramainya pengunjung tidak mengalami penurunan omzet pendapatan.
Advertisement