Mobilitas Masyarakat Tinggi, Banyuwangi Tingkatkan Kewaspadaan Penyebaran Monkey Pox
Banyuwangi meningkatkan kewaspadaan terkait penyebaran virus monkey pox (Mpox). Sebab mobilitas masyarakat Banyuwangi cukup tinggi. Salah satu langkah dengan pemasangan kamera pendeteksi suhu tubuh di Bandara Banyuwangi.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, mengatakan Mpox menjadi kewaspadaan ditingkat nasional dan internasional sejak WHO mendeklarasikan penyakit asal Kongo ini sebagai public health emergency international concent pada 14 Agustus 2024 lalu.
"Setelah itu ternyata (Mpox) sudah masuk ke Indonesia bahkan ke Jawa Timur," jelasnya, Rabu, 18 September 2024.
Amir menyebut, di Indonesia penyakit yang juga dikenal dengan sebutan cacar monyet ini sudah terdeteksi sejak tahun 2022. Saat itu ditemukan satu kasus. Pada 2023 temuan naik menjadi 73 kasus dan di tahun 2024 ini sudah ditemukan 14 kasus.
"Di Jawa Timur 3 kasus, di Surabaya, Madiun dan Kabupaten Madiun," terangnya.
Dia menambahkan, Banyuwangi perlu peningkatan kewaspadaan karena mobilitas masyarakatnya yang tinggi. Di Banyuwangi ada bandara, Pelabuhan dan dekat dengan Bali yang merupakan kota tempat keluar masuk Indonesia.
Saat ini, lanjutnya, sudah ada peningkatan kewaspadaan di bandara Banyuwangi yakni dengan pemasangan alat pendeteksi suhu. Jika dulu thermo gun, saat ini sudah ada kamera yang memantau suhu tubuh. Sehingga meski hanya lewat saja, sebenarnya sudah dipantau oleh balai karantina kesehatan.
"Kalau suhu tingi akan kelihatan warnanya merah, dan langsung diminta ke klinik dan dilihat gejalanya," tegasnya.
Meski di Banyuwangi belum terdeteksi, Amir mengajak masyarakat untuk memahami gejala, cara penularan dan cara pencegahan Mpox ini. Dia menyebut penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung melalui kulit dan lewat drop let.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau menghindari kontak langsung dengan orang yang dicurigai bergejala Mpox. Untuk pencegahan masyarakat juga diharapkan menghindari sex bebas, hindari kontak dengan benda yang dipegang oleh penderita.
"Karena ini bisa menularkan karena ini ditularkan oleh virus, menjaga etika batuk ketika bersin karena itu akan menularkan jadi lewat drop let bukan lewat pernafasan," tegasnya.
Amir menambahkan, orang yang terpapar Mpox memiliki ciri-ciri khusus. Diantaranya, ada ruam di kulit sekujur tubuh yang hampir sama dengan cacar air. Bedanya, cacar air ada air, kalau Mpox bisa bernanah.
"Gejala awalnya, demam, sakit kepala, lemah, letih dan ditambah ruam di kulit, kemerahan di sekujur tubuh sampai di kelamin juga, kalau ini pecah isinya virus dan itu bisa menularkan," bebernya.
Di Indonesia, sambungnya, sudah terdeteksi varian 2B. Varian ini case fatality rate-nya 0,1 persen. Angka fatality rate varian 2B relatif lebih rendah daripada varian 1B yang di tempat asalnya, Kongo. Menurut Amir Mpox varian 1B case fatality rate-nya 10 persen. Varian 1B ini telah menyebar di Thailand dan Swiss dan beberapa negara lain.
"Sudah masuk di Indonesia varian 1B ini. Ini perlu kewaspadaan," ujarnya.
Di Indonesia, kata Amir, ada peningkatan beberapa suspect Mpox. Saat ini 10 orang suspect sedang dalam pemeriksaan laboratorium untuk memastikan apakah ini terkonfirmasi sebagai Mpox atau tidak.
"Tapi gejalanya sudah menunjukkan ke sana," pungkasnya.
Advertisement