Memahami Pengantar Kitab Al-Asma’ wa al-Sifat Bersama Syaikh Muhammad Awwamah
Entah berapa tahun yang lalu saya membaca kitab ini versi yang satu jilid. Hingga terbitlah kitab ini dalam versi dua jilid dan baru terbit tahun lalu dengan pengantar Syaikh Muhammad 'Awwamah yang memiliki spesialisasi ilmu hadits dan "tambahan tahqiq" dari Syaikh Anas al-Syarfawi yang memiliki spesialisasi dalam ilmu ushuliddin.
Berikut saya kutipkan kata pengantar Syaikh Muhammad Awwamah:
وقد قيض الله لهذا الدين مَنْ أقام الميزان بالعدل والنصفة ، بلسان أهل الحق والسنة ، فهيا جماعة من الأئمة العلماء الجامعين بين العلوم النقلية والعقلية والفقهية.
Allah benar-benar telah menugaskan bagi agama ini orang-orang yang menegakkan timbangan keadilan dan objektivitas, dengan lisan Ahlil Haq (pengikut kebenaran) dan Ahlis Sunnah. Mereka adalah sekelompok imam dan ulama yang menguasai perpaduan antara ilmu-ilmu naqliyah (bersumber dari wahyu), aqliyah (rasional), dan fiqhiyyah (hukum Islam).
وكما أن الله تعالى الكريم المتفضّل أقام منارات الفقه الإسلامي على أيدي الأئمة الأربعة ، فهياً لهم أصحاباً دوّنوا فقههم ، فخلده الله على مدى الأيام ، مع أن غيرهم الكثير الكثير موجود ظاهر في هذا الميدان الفسيح .. فكذلك تفضل الله تعالى وأنعم على الأمة ؛ فأقام منارة العقيدة الإسلامية على يد الإمامين : أبي الحسن الأشعري ، وأبي منصور الماتريدي ، وهيأ لهما من الأصحاب البررة من دون اجتهادهم وفهمهم النصوص الكتاب والسنة في العقيدة ، على سَنَن السلف الصالح ، مع الموازنة الحكيمة بين العقل والنقل ، لا طغيان لأحدهما على الآخر ، فيزل الميزان.
Sebagaimana Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Memberi karunia telah menegakkan menara ilmu fikih Islam melalui kerja empat imam mazhab, lalu menyiapkan para murid yang mencatat dan menyusun fikih mereka sehingga Allah abadikan ilmu tersebut sepanjang zaman — meskipun banyak juga selain mereka yang tampil dan nyata dalam bidang keilmuan yang luas ini — maka demikian pula, Allah menganugerahi umat ini dengan menegakkan menara akidah Islam melalui dua imam besar: Abu al-Hasan al-Asy‘ari dan Abu Mansur al-Maturidi. Allah menyiapkan pula untuk keduanya para murid yang setia, yang mencatat hasil ijtihad dan pemahaman mereka terhadap nash-nash Al-Qur’an dan Sunnah dalam perkara akidah, dengan tetap berada di atas jalan para salafus shalih, dan menjaga keseimbangan yang bijak antara akal dan wahyu, tanpa membiarkan salah satu mendominasi secara berlebihan hingga menyebabkan ketimpangan timbangan.
وكذلك أقول كان في ساحة هذا العلم آخرون كثيرون ، لكن كتب الله تعالى البقاء لهاتين المدرستين ، وخلد الله نورهما في الأمة المحمدية.
Aku pun mengatakan bahwa memang ada banyak tokoh lain dalam medan ilmu ini. Namun, Allah telah menetapkan keberlangsungan bagi dua mazhab besar ini, dan Allah abadikan cahaya keduanya di tengah umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
ظهر في خضم القرن الخامس الذي تمكنت فيه الردود والخصومات . .الإمامان : أبو منصور البغدادي ، المتوفى سنة ( ٤٢٩هـ ) ، والإمام أبو الحسين البيهقي ، المتوفى سنة ( ٤٥٨ هـ ) ، رحمهما الله تعالى ، فألف كل منهما كتاباً سماه : ( الأسماء والصفات » ، وللإمام أبي منصور اشتغال بعلم الحديث ، وبالعلوم العقلية أكثر ، فغلب على كتابه هذا الطابع ، وللإمام البيهقي اشتغال كبير بالفقه والخلافيات ، مع إمامة بالحديث ، فغلب على كتابه هذا الطابع أكثر ، وكل منهما ألَّفَ كتابه سداً لحاجة علماء عصره وطلابهم ، فجزاهما الله خيراً .
Pada pertengahan abad kelima Hijriah, masa di mana bantahan-bantahan dan perdebatan dalam bidang akidah semakin meluas, muncullah dua imam besar: Abu Mansur al-Baghdadi (wafat 429 H) dan Abu al-Husain al-Baihaqi (wafat 458 H)—semoga Allah merahmati keduanya. Mereka masing-masing menulis kitab yang berjudul “Al-Asma’ wa al-Sifat”. Imam Abu Mansur al-Baghdadi memiliki kecenderungan kuat pada ilmu hadis dan ilmu akal (rasional), sehingga corak pemikiran rasional lebih dominan dalam karyanya. Sedangkan Imam al-Bayhaqi memiliki perhatian besar terhadap fikih dan perbandingan pendapat (khilafiyah), di samping kedudukannya sebagai imam dalam bidang hadis, sehingga kitabnya lebih kuat bercorak fikih dan hadis.
Keduanya menyusun kitab
Keduanya menyusun kitab tersebut untuk memenuhi kebutuhan ilmuwan dan penuntut ilmu pada zaman mereka, maka semoga Allah membalas keduanya dengan sebaik-baik balasan.
وكان من الممكن لعلماء عصرنا أن يكتبوا بأقلامهم هذه الحجج والبينات ؛ سداً للحاجة المتجددة في أيامنا التي تتجدد فيها طباعة تلك الكتب بين الحين والآخر ، مع حاجة المسلمين إلى غيرها من المسائل وكشف الشبهات والضلالات الجديدة.
Dan bisa jadi para ulama di masa kita pun mampu menyusun hujjah-hujjah dan bukti-bukti ilmiah dengan tulisan mereka sendiri, untuk menjawab kebutuhan zaman yang terus berubah, terutama dengan maraknya pencetakan ulang buku-buku lama, serta semakin meningkatnya kebutuhan kaum muslimin terhadap pembahasan masalah-masalah baru dan untuk membongkar berbagai syubhat (kerancuan) dan kesesatan yang muncul di masa kini.
لكن لوقع كلام أئمتنا السابقين في نفوس الخاصة والعامة .. مكانة أعلى ، والحمد لله ، فكان من المتعين إحياء تراثهم بخدمات معاصرة علمية وفنية ؛ تقريباً لأفهام قرائنا من الخاصة والعامة ، وهذا ما نراه في هذين الكتابين للإمامين أبي منصور البغدادي والبيهقي رحمهما الله تعالى .
Namun, ucapan para imam kita terdahulu memiliki tempat yang lebih tinggi di hati masyarakat umum maupun kalangan khusus. Oleh karena itu, yang lebih utama adalah menghidupkan kembali warisan mereka dengan pendekatan ilmiah dan teknis yang sesuai dengan masa kini—demi mendekatkan pemahaman para pembaca dari berbagai kalangan. Dan itulah pandangan kami terkait dua kitab karya Imam Abu Mansur al-Baghdadi dan Imam al-Baihaqi ini, rahimahumallah. (Abdul Wahab Ahmad)
Advertisement