Maut Menjemput Ustad Jakfar ketika Sedang Tilawah

Surabaya: Hidup dan mati seseorang adalah wewenang Allah. Apabila  ketika maut datang manusia mampu menyambutnya dengan benar, alangkah indahnya kematian. Itulah yang terjadi pada diri Ustad Jakfar Abdurrahman (56), qari’ asal Wonocolo Surabaya, Senin (24/4/2017). Ketika itu, ia tampil pada  Haul Almarhum Keluarga H Indar Parawansa di Surabaya, juara MTQ Nasional itu membacakan Al-Quran surat al-Mulk, selesai pada ayat 5,  ia menyambut ajalnya.

Begitu terhenti membaca, segera  saja panitia pada acara tersebut tegang. Ia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari, yang letaknya berdekatan dengan rumah Mensos Khofifah Indar Parawansa. Acara haul itu, juga dihadiri cucu Syaikh Abdul Qadir Jailani, tokoh sufi yang menganutnya terbesar dari Indonesia.

“Masya Allah, ustad Jakfar meninggal dengan indah dalan kondisi punya wudlu dan selesai melantunkan ayat-ayat Allah. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun,” kata Yusuf Mannagali Parawansa, seorang di antara putra Mensos yang kini belajar di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.

Menurut kesaksiannya, bacaan Al-Quran sudah hampir rampung. Menjelang shodaqallahul adzim, almarhum merebahkan diri dan tak sadarkan diri. “Ya, Allah swt memanggilnya saat sampai pada ayat kelima surat al-Mulk,” tutur Ajok, panggilan akrabnya.

Di Wonocolo, Ustad Jakfar Abdurrahman memang sudah dikenal secara luas. Setiap perhelatan keagamaan, baik di kampung maupun yang sifatnya nasional di Surabaya, ia selalu tampil untuk membacakan ayat-ayat Al-Quran.

Bahkan, ia mempunyai pengalaman khusus dalam perjalanan Nahdlatul Ulama (NU). Ketika Muktamar ke-27 di Situbondo pada 1984, Ustad Jakfar di antaranya yang ditunjuk untuk membacakan ayat-ayat Al-Quran saat pembukaannya.

Nafik Taquma, istrinya cukup terkejut dengan peristiwa itu. Namun, ia juga bersyukur sang suami menutup mata terakhir dengan indah. Ustad Jakfar sehari-hari memang tak lepas dari mengajar Al-Quran. Sedang istrinya itu sebagai pendidikan di lembaga pendidikan di Wonocolo Surabaya. (adi)