Mahasiswa Unair Gagas Aplikasi Pelaporan Korban Kekerasan Seksual

Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menggagas aplikasi untuk korban kekerasan seksual. Inovasi tersebut menyabet juara di kompetisi World Youth Invantion and Innovation Award 2022.

Sejumah mahasiswa Hubungan Internasional (HI) yang menggagas aplikasi tersebut adalah, Zefanya Kharisma Nugroho, Nadhira Sekarputri, Nabilah Az Zahro, Adisty Salsabila Candra dan Kaniraras Nugrahandini.

Salah satu mahasiswa, Nadhira Sekarputri mengatakan, pada awalnya teman-temanya memiliki banyak isu dalam mengikuti ajang yang diadakan Indonesian Young Scientist Association (IYSA) itu.

“Setelah diskusi dengan tim dan hasil akhirnya memilih kekerasan seksual untuk fokus pembahasannya,” kata Nadhira, Senin, 19 September 2022.

Kemudian, kata Nadhira, gagasan tersebut tertuang dalam aplikasi yang dinamakan Seeker. Software tersebut bertujuan agar para korban pelecehan seksual mendapatkan ruang nyaman untuk bercerita.

Dengan demikian, para korban kekerasan seksual dapat tenang dalam melaporkan dirinya sendiri, sekaligus melampirkan berbagai bukti atas tindak yang telah dialaminya.

Tak hanya itu, korban juga bisa mengajak saksi yang mengetahui pelecehan seksual yang terjadi. Sebab, menurut Nadhira, pasti ada beberapa orang yang dipercaya sebagai tempat bercerita. “Karena ada beberapa orang yang dipercayai oleh sang korban untuk bercerita mengenai tindak pelecehan seksual, maka dari itu fitur ini kami buat,” jelasnya.

Nantinya, korban yang sudah melakukan pelaporan tersebut akan langsung diarahkan ke live chat bot. Fitur tersebut difungsikan untuk memberikan konsultasi secara singkat atas kejadian yang dialami.

Di sisi lain, bukti-bukti pelecehan seksual yang sudah diunggah akan diteruskan dan ditindaklanjuti pihak berwenang. Yakni kepolisian, lembaga kekerasan seksual, dan Komnas HAM.

Nadhira berharap agar inovasi aplikasi Seeker tersebut bisa segera digunakan. Agar nantinya bisa menjadi solusi yang berkelanjutan untuk mengatasi keresahan masyarakat, seperti kekerasan seksual.