Mengingat potensi hujan yang diperkirakan masih tinggi, Gus Ipul juga minta masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor agar tak sekedar waspada. Bila perlu segera mengungsi ke tempat yang lebih aman. Rencana ke depan, pihaknya beserta Bupati Ponorogo akan membahas relokasi warga. Ada dua hal yang bisa dilakukan yakni relokasi sementara agar pengungsi mendapatkan tempat yang baik, atau relokasi secara permanen. Karena itu, untuk realisasnya dibutuhkan bantuan dari banyak pihak termasuk Perhutani. “Jadi relokasi sementara dulu yang bisa dilakukan mengingat jumlah pengungsi sebanyak 100-200 orang yang tinggal di saudara dan tetangga. Dicarikan tempat dulu sementara yang layak, baru dipikirkan tempat permanen bagi para pengungsi,” imbuhnya. Pada kesempatan yang sama, Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin mengatakan, seluruh jajaran Kepolisian di wilayah Ponorogo dan sekitarnya seperti Madiun, Ngawi, dan Magetan berkerja penuh membantu bencana longsor. Personil dan bantuan baik tenaga medis, tenaga terlatih dikerahkan agar dapat segera mengevakuasi korban yang terkubur di sini. “Mudah-mudahan bisa segera diselesaikan. Kita tidak bisa menargetkan waktu dengan melihat medan yang seperti ini,” harapnya. Sementara itu, Bupati Ponorogo Ipong Muchlisin menjelaskan, terdapat 28 korban yang hilang, 15 korban luka-luka yang sudah ditolong, serta masyarakat yang diungsikan sekitar 100-200 orang. Hingga jam 12.00, baru ditemukan 1 orang korban perempuan yang teridentifikasi atas nama Katemi. Di Kabupaten Ponogoro, kata Ipong, ada empat daerah yang rawan yang longsor yakni Kecamatan Selahung, Kecamatan Ngebel, Kecamatan Ngrayun, dan Kecamatan Pulung. (Wah) Jawa Timur