Kuliner dengan Sensasi Baru, Soto Goreng Bang Ateng: Ingin Buka Cabang di Surabaya
Kuliner Soto Madura, Soto Ayam Lamongan, Soto Betawi, Soto Banjar maupun Coto Makassar kedengarannya sudah biasa, masyarakat tentu sudah banyak yang pernah mencicipi. Tetapi kalau dengan kuliner sensasi baru Soto Goreng Bang Ateng belum banyak yang mengenal dan merasakan lezatnya.
Soto Goreng Bang Ateng ini hanya di Jakarta tepatnya di Pasar Palmerah, Jakarta Barat. Kedai soto ini sudah berdiri sekitar 20 tahun.
Kedai ini menempati kios kecil di lantai satu blok BKS. Pengunjung bisa naik eskalator dari pintu utama atau menaiki tanjakan dari pintu samping. Kalau ingin mencicipi soto dengan inovasi baru ini, hindari waktu makan siang. Penghunjungnya berjubel dan harus antre, dan rela menahan lapar lebih lama lagi.
Pengelola Soto Goreng Bang Ateng, Oman mengatakan bahwa kedai ini mulanya tidak menjual soto goreng.
"Awalnya saya hanya menjual soto mi, soto betawi, dan soto tangkar. tapi gagal. Lalu pada tahun 2015, Bang Ateng selaku pemilik iseng ingin membuat menu baru dengan menjadikan tongseng sebagai inspirasinya," tutur Oman saat ditemui.
Adapun tongseng merupakan masakan yang dicampur dengan kuah gulai, kecap, dan kubis. Umumnya menggunakan daging kambing, tapi ada pula yang menggunakan daging sapi dan daging ayam.
Terinspirasi dari tongseng, tapi beda dengan tongsengsoto goreng unik dengan cita rasa gurih, manis, pedas dan asam
Meskipun terinspirasi dari tongseng, soto goreng yang jadi andalan kedai ini tetaplah berbeda dengan masakan berkuah tersebut. Salah satunya dari sisi pengolahan daging.
Daging untuk soto goreng harus digoreng menggunakan minyak panas, lalu ditumis bersama soto tangkar, sambal, kecap, acar timun. Kemudian dimasak hingga kuah menyerap. Keisengan tersebut membawa berkah bagi Ateng sampai saat ini.
Adapun saat ini Kedai Soto Goreng Bang Ateng sudah tidak dikelola langsung oleh sang pemilik, melainkan oleh Oman yang juga sepupu dari Ateng.
Menurut Oman, usai adanya menu soto goreng, pelanggan mereka pun beralih dari yang awalnya selalu pesan soto berkuah menjadi selalu pesan soto goreng.
Pelanggan mereka pun beragam. Mulai dari anggota DPR, karyawan kantor di sekitar kedai, sampai penikmat kuliner dari berbagai daerah, antara lain Tangerang, Bekasi, dan Surabaya. Mereka rela datang jauh-jauh demi menyantap soto goreng ini.
Selain di Pasar Palmerah, Soto Goreng Bang Ateng juga memiliki cabang di Jalan Garnisun Dalam, Karet Semanggi, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Cabang ini buka dari Senin sampai Jumat, mulai pukul 10.00 WIB sampai 14.00 WIB. Cabang di Semanggi ini tutup setiap hari Sabtu, Minggu, dan libur nasional.
Sementara itu, Soto Goreng Bang Ateng di Pasar Palmerah buka lebih lama yaitu dari Senin sampai Sabtu, mulai pukul 09.30 WIB sampai 16.00 WIB. Hari Minggu tutup.
Pembayaran bisa dilakukan baik tunai maupun non-tunai. Melihat prospeknya banyak orang yang menyukai, Oman berkeinginan membuka cabang di Surabaya dan Malang. "Kami sedang mencari lokasi yang tepat untuk buka usaha baru," ujarnya.
Ditanya bagaimana menghadapi para pesaing Soto Madura dan Soto Lamongan, yang sudah melegenda di Sirabaya? Oman mengatakan namanya usaha harus optimis.
"Soto goreng kan inovasi baru, beda dengan Soto Madura dan Soto Ayam. Pembeli tentu akan memilih menu dengan citarasa yang bersahabat dengan lidahnya," kata Oman.
Soto goreng Bang Ateng ini menyajikan dua pilihan, campur dan daging. Kalau campur isinya selain daging ada jerohan. Bila memilih daging, isinya daging murni tanpa campuran. Harga per porsinya antara Rp22.500 sampai Rp25.000.
"Enak, kalau makan siang saya dan teman teman sering makan disini," ujar salah seorang pelanggan Hana.
"Soto goreng bagi saya ini merupakan sensasi baru," ujar karwati stasiun televisi nasional yang bermarkas di kawasan Palmerah Jakarta Barat.
Advertisement