Kenapa Harus Cinta Tanah Air, Ini Dalilnya
Mencintai Tanah Air telah lama didengungkan para kiai pesantren dan tokoh umat Islam Indonesia, jauh sebelum Indonesia merdeka, 17 Agustus 1945. Kiai Abdul Wahab Hasbullah, misalnya, menulis lirik “Syubanul Wathon” atau kini dikenal sebagai “Mars Yalal Wathon”.
Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari, Rais Akbar Nahdlatul Ulama, senantiasa mengibarkan ujaran “hubbul wathon minal iiman”. Artinya, Mencintai Tanah Air bagian dari iman.
“Tapi, apakan cinta Tanah Air atau cinta negeri, itu ada dalilnya? Bukankah seluruh hamparan bumi adalah punya Allah, dan kita bebas mencintai wilayah di bumi ini?”. Demikian pertanyaan diajukan ke Redaksi ngopibareng.id.
Tim Bahtsul Masail NU Jawa Timur, memberikan sejumlah jawaban. Dengan pentutip beberap dalil. Inilah penjelasan Ustadz M Ma’ruf Khozin.
Yatsrib yang berikutnya menjadi nama Madinatu Rasulillah, awalnya bukan kota ideal untuk hijrah. Sebab disana penuh wabah penyakit. Sebagaimana tergambar dalam hadits berikut:
Aisyah berkata, Ketika Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tiba di Madinah, Abu Bakar dan Bilal sakit. Jika panas Abu Bakar kambuh maka beliau bersyair:
“Semua orang berharap bisa bertemu dengan keluarga di pagi hari.
Dan kematian terasa lebih dekat antara kaki dan alas kaki”
Jika Bilal telah sembuh dari penyakitnya, ia bersuara dengan kencang.
Apakah aku bisa merasakan lagi bermalam di sebuah lembah (Makkah), di kanan-kiri ku ada tumbuhan idzkhir dan Jalil
Apakah suatu saat aku masih bisa sampai ke sumber air Majinnah (di Makkah). Masihkah aku akan berjumpa dengan Syamah dan Thufail?
Bilal berdoa: Ya Allah, laknat lah Syaibah, Utbah bin Rabiah dan Umayyah bin Khalaf. Sebagaimana mereka mengusir kami dari negeri kami (Makkah) ke tanah yang penuh penyakit (Yatsrib/Madinah)
Kemudian Nabi shalallahu alaihi wasallam (saw) berdoa: "Ya Allah Jadikan kami mencintai Madinah, seperti cinta kami kepada Makkah. Atau lebihkan cinta pada Madinah. Ya Allah berkahilah timbangan dan ukuran kami. Sehatkan lah Madinah untuk kami. Pindahkan lah wabah penyakit ini ke kota Juhfah." Kata Aisyah: Madinah adalah bumi Allah yang paling banyak wabah penyakitnya (HR Bukhari)
“Dari hadits ini menunjukkan bahwa Nabi dimana pun beliau hidup, selalu cinta pada negeri beliau, apakah saat di Makkah atau di Madinah,” demikian penjelasan Ustadz M Ma'ruf Khozin, Aswaja NU Center PWNU Jatim. (adi)
Advertisement