Kemarau Panjang di Bondowoso, Pendapatan Petani Disebut Menurun
Serapan atau capaian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Bondowoso masih rendah. Hingga Agustus 2023 atau empat bulan menjelang akhir tahun, ini serapan PBB di Kota Tape -julukan Bondowoso- baru mencapai angka 52,27 persen dari target Rp 16,508 miliar.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Bondowoso Dodik Siregar menjelaskan, serapan PBB di Bondowoso hingga Agustus 2023 baru mencapai 52,27 persen dari target Rp 16, 508 miliar, dikarenakan kesadaran masyarakat masih rendah membayar PBB. Kondisi ini terjadi hampir di semua kecamatan di Bondowoso.
"Dengan masih rendahnya kesadaran masyarakat memenuhi kewajiban membayar PBB, akibatnya serapan PBB sejumlah kecamatan rendah dan membuat serapan PBB hingga Agustus 2023 baru mencapai 52,27 persen dari target serapan 2023," jelas Dodik, Sabtu 30 September 2023.
Ia menyadari, semua kecamatan menghadapi kendala dalam melakukan penyerapan PBB pada masyarakat. Karena, masyarakat Bondowoso yang mayoritas petani, saat ini pendapatannya menurun akibat sulit bercocok tanam sebagai dampak kemarau panjang.
"Tapi, saya berharap semua kecamatan tetap berupaya mengedukasi masyarakat terkait pentingnya kewajiban membayar PBB. Karena, kalau PBB tidak dibayar akan menjadi tanggungan masyarakat," kata mantan Camat Tlogosari dan Curahdami itu.
Dodik juga menambahkan, jika sampai akhir 2023, serapan PBB dari 22 kecamatan di Bondowoso tidak tuntas 100 persen, akan menambah beban piutang. "Untuk itu, kecamatan masih rendah serapan PBBnya, seperti Tlogosari, Tamanan, Maesan, dan Pujer bisa memaksimalkan penyerapan PBB dalam sisa waktu empat bulan ini," tambahnya.