Kecam Keras Pelecehan Seksual, Ini Upaya PWNU Jatim

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengecam keras tindakan biadab yang dilakukan oleh oknum berprofesi sebagai ustaz di Bandung yang melakukan pelecehan seksual terhadap 14 orang santriwatinya.

Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Rabithah Ma'hid Islamiyah (RMI) NU Jatim atau Asosiasi Pondok Pesantren NU Jawa Timur, KH Abdussalam Shohib mengatakan, tindakan tersebut sangatlah biadab serta mencoreng pondok pesantren yang selama ini identik dengan NU.

"Hampir semua (kejadian) bukan pesantren di bawah naungan NU. Poin pentingnya apa yang terjadi dalam berbagai momentum lalu kita sangat prihatin dan kita cek kebanyakan rumah tahfidz tidak ada kaitan dengan ponpes NU. Ponpes itu identik dengan NU karena diawali Wali Songo lalu melalui pesantren, sehingga sangat identik dengan NU," ujar pria yang akrab disapa Gus Salam saat ditemui di Kantor PWNU Jatik, Surabaya, Minggu 12 Desember 2021.

Walau begitu, ia memastikan, RMI akan melakukan upaya agar menghindari hal-hal serupa di pondok di bawah naungan NU. Salah satunya dengan melakukan investigasi apabila ditemukan kasus.

Kemudian, membuka ruang lebar bagi para korban untuk melaporkan apabila mengalami hal tersebut dan memberikan pendampingan secara penuh. Mulai dari pendampingan hukum, pendampingan sosial, hingga menjamin pendidikan dengan beasiswa penuh bagi para santri yang menjadi korban.

"Kita ajak semua pihak untuk terbuka dalam permasalahan yang kita hadapi, khususnya keluarga korban jangan segan melaporkan kalau ada kejadian seperti ini. Kami akan selalu mendampingi dan berpihak pada korban. Kami pastikan itu," tegas pria yang juga Wakil Ketua Tanfidiyah PWNU Jatim itu.

Selain itu, ponpes yang ada di naungan NU akan diberi sertifikat khusus terkai dengan kesehatan dan keamanan. "Kemudian, kita identifikasi internal dan eksternal. Internal dengan LBH NU, lalu RMI, dan lainnya. Sedangkan, eksternal ada LBH, KPAI, KEMENAG dan aparat berwenang," pungkasnya.