Jadi Peserta JKN dan Bayar Iuran Tepat Waktu, Rasad Lebih Tenang dan Tak Terbebani Biaya Pengobatan
Hidup sehat dan bahagia di hari tua adalah impian semua orang. Termasuk bagi Rasad, 71 tahun, asal Wonosari, Kabupaten Banyuwangi. Rasad sangat bersyukur terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan status kepesertaan mandiri. Dengan menjadi peserta JKN, telah mendukung proses pengobatannya selama beberapa tahun ini.
Rasad menyebut, kewajiban membayar iuran bukanlah beban. Melainkan investasi penting untuk kesehatan dan ketenangan hidupnya. Rasad sepenuhnya sadar, dengan rutin membayar iuran, tidak hanya membantu dirinya sendiri, tetapi juga memastikan keberlangsungan sistem JKN yang telah banyak membantu masyarakat.
Diapun selalu berusaha membayar iuran JKN tepat waktu setiap bulannya. Namun terkadang untuk pembayaran iuran dibantu anaknya.
“Alhamdullilah anak saya juga turut mendukung program JKN ini karena dirasa telah membantu dalam hal biaya berobat," ungkap Rasad.
sejak tahun 2023, Rasad telah didiagnosa menderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) dan Anemia. Sejak itu pula Dia telah merasakan manfaat JKN mulai dari pelayanan rawat jalan hingga pelayanan rawat inap. Rasad sekaku memperhatikan pola makannya dengan menghindari makanan berlemak dan makanan pedas serta selalu mengonsumsi buah dan sayur. Ini dilakukan untuk menjaga kesehatannya.
Sebagai penderita penyakit PPOK disertai Anemia dan Melena, Rasad membutuhkan pengobatan rutin yang membutuhkan biaya besar. Namun, berkat Program JKN, Dia merasa sangat terbantu karena semua biaya pengobatan ditanggung sepenuhnya, dengan mengikuti prosedur yang telah ditentukan.
Selama 1 tahun menjalani perawatan, Rasad mengaku tidak pernah khawatir soal biaya karena semuanya sudah dijamin oleh BPJS Kesehatan.
“Awalnya saya merasakan gejala sakit di daerah perut dan sering mengalami sesak di dada, akhirnya saya periksa ke rumah sakit.
Saat itu Rasad masih belum menjadi peserta BPJS Kesehatan. Sehingga harus mengeluarkan biaya. Kala itu, biaya yang dikeluarkan lumayan mahal. Apalagi saat itu dirinya juga membutuhkan transfusi dara. Setelah itu, dirinya memutuskan untuk mendaftar BPJS Kesehatan. Keputusan ini juga atas anaknya.
“Setelah terdaftar menjadi peserta JKN tidak ada biaya tambahan apapun selama perawatan baik rawat jalan maupun rawat inap,” bebernya.
Rasad menceritakan pengalaman saat dirinya mendapatkan pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi. Menurutnya, pelayanan yang didapatkan sangat baik, mulai dari dokter hingga perawat. Selain itu, ruangan yang ditempati sangat nyaman dan aman. Saat ini keadaan Rasad sudah membaik dan dalam pemulihan. Sebagai peserta JKN, Rasad sangat bersyukur karena bisa mendapatkan perawatan dengan baik.
“Tidak ada perlakuan diskriminatif atau hal semacam itu. Saya sudah 3 kali pelayanan rawat inap disini. Sejak pertama kali mendapatkan pelayanan hingga saat ini semua petugas kesehatan selalu ramah dan ruangannya juga bersih,” tambah Rasad.
Hingga kini, Rasad masih dalam pantauan dokter. Dia bersyukur karena tak lagi terbebani biaya dan dapat fokus menjalani pemeriksaan dan pengobatan secara rutin. Rasad berharap Program JKN terus memberikan manfaat kepada masyarakat terlebih untuk yang membutuhkan.
“Saya berharap bisa segera sembuh. Saya bersyukur memiliki JKN yang membantu meringankan beban pengobatan. Semoga semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya memiliki jaminan kesehatan ini dan sebenarnya hal ini wajib bagi seluruh masyarakat Indonesia,” sambungnya.
Rasad mengapresiasi inovasi yang diinisiasi oleh BPJS Kesehatan yaitu Aplikasi Mobile JKN. Dirinya seringkali memanfaatkan menu pendaftaran antrean online yang ada di aplikasi tersebut dengan dibantu anaknya. Dengan mendaftar antrean online, dirinya tidak perlu antre terlalu lama di Puskesmas maupun Rumah Sakit.
“Prosesnya jadi lebih cepat, apalagi saya sudah tua ya kalau terlalu lama menunggu sudah tidak kuat. Saya juga sarankan untuk seluruh masyarakat Indonesia jangan lupa rutin membayar iuran JKN agar dapat digunakan sewaktu-waktu karena sakit juga tidak tahu kapan datangnya,” pungkasnya.
Advertisement