Istiqamah, Jalan Lempang Hamba Istimewa dan Membahagiakan
Hamba Allah yang luar biasa adalah mereka yang memilih amalan yang luar biasa. Bukan amalan biasa yang dilakukan oleh banyak orang. Mereka tidak sekadar beramal demi terlaksananya amalan tersebut semata, melainkan ada alasan yang luar biasa dibalik amalan yang luar biasa.
Sebagai contoh, banyak orang berdoa meminta rezeki dengan maksud mendapatkan tambahan uang, kenaikan jabatan, atau peningkatan yang bersifat duniawi lainnya. Hal ini tentu tidaklah salah. Namun hampir semua orang pun berdoa dengan maksud yang sama. Lantas, bagaimana orang-orang terbaik itu berdoa dalam konteks meminta rezeki?
Perhatikan doa al-Hasan al-Bashri (624-728 M) saat membaca Surat Fushshilat [41] ayat 30:
{إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَٰمُواْ }
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata: Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka pun istiqamah.”
Beliau pun berdoa:
اللَّهُمَّ أنتَ ربَّنا فارزُقْنا الاستقامَةَ
“Ya Allah, Engkau adalah Rabb kami. Berilah kami rezeki al-Istiqamah.” [Majmu Rasail Ibnu Rajab (1/339)]
Seakan baginya, apalah guna nikmat duniawi jika hal tersebut malah tidak membuatnya semakin istiqamah, justru sebaliknya semakin menjauh dari Allah SWT.
Demikian pula antara hamba Allah yang luar biasa dengan yang biasa pun berbeda dalam memandang Ramadhan. Ketika orang-orang biasa, jarang meminta disampaikan umurnya hingga bertemu Ramadhan.
Sebaliknya, orang-orang yang luar biasa, justru berorientasi Ramadhan selama 12 bulan.
Perhatikan penjelasan seorang Tabi' at-Tabi'in, Mu'alla bin al-Fadhl, sebagaimana dikutip Ibn Rajab dalam Lathaif al-Ma’arif, hlm. 264:
كانوا يدعون الله تعالى ستة أشهر أن يبلغهم رمضان يدعونه ستة أشهر أن يتقبل منهم
“Dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.”
Bahkan, Yahya bin Abi Katsir, seorang ulama tabi'in pun meriwayatkan doa sebagian shahabat Rasulullah SAW saat menyambut Ramadhan sebagaimana dikutip Ibn Rajab di halaman yang sama dari kitabnya:
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan."
Amalan luar biasa sejatinya berawal dari motivasi yang luar biasa, dan hal tersebut salah satunya terlihat dari untaian doa-doa mereka. Insya Allah, mereka mendapatkan tingkatan Surga yang luar biasa: Firdaus.
MEMBINA KELUARGA BAHAGIA
(وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ)
Dan di antara tanda-tanda kebesaran Allah adalah Ia menciptakan untuk kalian pasangan-pasangan kalian agar kalian merasa tenteram padanya, dan Allah menjadikan di antara kalian rasa cinta dan kasih sayang, sungguh pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berfikir.
( Surat Ar - Rum : 21 )
Penjelasan dari ayat di atas:
1. Jodoh termasuk tanda kekuasaan Allah, maka hargailah, hormatilah dan jagalah tanda kebesaran Allah.
Jodoh adalah tanda kekuasaan Allah, tak bisa diprediksi kedatangannya.
2. Sakinah adalah rasa tenang, tentram yang secara langsung diberikan oleh Allah kepada orang yang sudah menemukan jodohnya. Tenang seperti orang yang ketakutan karena sendirian kemudian ia menemukan teman, tenang karena sang suami telah menemukan tulang rusuknya, tenang karena si istri kembali dalam dekapan suami yang menjadi asal penciptaannya.
Melihat redaksi ayat خلق yang seakan dengan khuluq ( watak ) dapat dipahami bahwa sakinah langsung diberikan oleh Allah tanpa perantara upaya manusia.
3. Mawaddah artinya cinta dan pertautan hati, untuk mawaddah ini redaksinya menggunakan جعل yang berarti " menjadikan " dan ini butuh adanya upaya dari manusia. Seseorang biasanya mencintai karena suatu sebab. Entah itu karena kebaikannya, pesona kecantikan atau ketampanan, perhatian, kepandaian atau keluhuran budi.
Yang jelas untuk mendapatkan rasa cinta, memupuk dan mempertahankannya dibutuhkan usaha.
4. Jika mawaddah sudah diraih maka akan tumbuh rasa sayang ( Rohmah ). Rasa peduli terhadap pasangan bahkan meski ia sudah tidak menarik lagi. Rasa Rohmah inilah yang kita lihat dari pasangan kakek-nenek yang tak lagi muda dan mempesona, namun mereka masih mau merawat pasangannya ketika sakit, mencucikan pakaian, bekerja keras seharian demi orang yang disayanginya.
Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertakwa kepada Allah, menjadi keluarga yang berbahagia, bahagia di dunia bahagia di akhirat
Aamiin....!!!
Semoga Bermanfaat. Wallahu a'lam.
Advertisement