Kisah Inspiratif: Kevin Dhiaulhaq, Tunarungu & Tunawicara Sukses Beternak Sapi di Jombang
Berstatus sebagai penyandang disabilitas (tunarungu dan tunawicara) bukan halangan bagi Kevin Dhiaulhaq Firmansyah untuk berwirausaha ternak sapi. Ia ingin status yang melekat pada dirinya sebagai penyemangat untuk menjadi orang hebat dan mandiri. Tabu bagi dirinya berharap belas kasihan dari orang lain. Ia hanya butuh adalah pengertian atas keterbatasannya berkomunikasi .
"Kelompok kerja saya, berjumlah 10 orang semuanya tunarungu dan tunawicara, tetapi jiwa raga kami tetap sehat, mampu bekerja seperti orang normal," ujar Kevin di peternakannya Dusun Bakalan, Desa Pulorejo Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis 24 April 2025.
Dalam berkomunikasi, dia menggunakan bahasa isyarat dengan jari-jari tangan atau tulisan. Oleh karena itu Kevin setelah menyelesaikan pendidikan di SMALB, Ngoro Jombang tahun 2020 lalu, dia tidak mau kuliah. Dia ingin berwirausaha sebagai peternak sapi.
Keputusan KevIn tersebut tentu mengagetkan kedua orang tuanya Heru Widatmoko dan Erma yang menginginkan anaknya itu meneruskan pendidikan di perguruan tinggi minimal sampai S1.
Sebelum mengikuti kemauan Kevin, dalam batin Heru dan Erma sempat terjadi pergumulan antara mendukung dan menawarkan alternatif lain. Mengingat, pertama Kevin belum punya pengetahuan sebagai peternak sapi, yang kedua masalah modal. Karena harus menyiapkan kandang dan sapinya.
Tapi Kevin bergeming. Dia tetap pada pilihannya untuk berwirausaha ternak sapi. Mengingat kemauannya yang keras kedua orang tuanya akhirnya pasrah dan harus mencari solusi untuk mensuport keinginan buah hatinya semata wayang tersebut.
Berkat pertolongan Allah melalui sebuah bank, orang tua Kevin mendapat pinjaman modal usaha untuk membangun kadang di Desa Pulorejo Kecamatan Ngoro Kabupatem Jombang, berkapasitas 50 ekor sapi.
Kevin memulai usaha sebagai peternak sapi pada tahun 2022, dengan modal awal sembilan ekor sapi. Ia dibantu 10 teman di SMA LB/Tunawicara Ngoro. Pada Hari Raya Idul Adha, sapinya terjual habis. Tahun kedua ditambah lagi menjadi 12 ekor, itu pun terjual semuanya.
Menghadapi Idul Adha 1416 H/2025 M, di kandangnya sudah terisi 15 ekor sapi jenis unggul yang sedang dalam proses penggemukan. Dalam Idul Adha tahun ini Kevin menargetkan bisa menjual lebih dari 25 ekor sapi.
"Teman-teman mensuport saya, mereka sering datang ke kandang. Senang melihat saya memelihara sapi. Terkadang membantu ikut mecari rumput dan memberi makan sapi," ujar Kevin sambil memyiapkan rumput untuk sapinya.
"Seorang teman istimewa yang menginspirasi saya untuk menjadi peternak sapi yaitu Armeyta Shyndi Prastiwi yang sekarang menjadi istri saya," ujar Kevin sambil tersenyum.
Orang tua Shyndi adalah seorang peternak sapi perah yang sukses. "Dulu kalau bermain ke rumah Shyndi saya senang melihat orang bekerja merawat sapi di kandang, dari situ timbul keinginan menjadi peternak," ujar Kevin.
Meskipun Kevin boleh dibilang “bosnya” ia tetap ikut membersihkan kandang, memandikan sapi, mencari rumput dan mengolah pakan untuk ternaknya. Di kandangnya sudah ada mesin penggiling rumput, motor pengangkut rumput serta pakan pabrikan.
Karena keterbatasannya dalam berkomunikasi Kevin kerap didampingi ayahnya Heru dan Erma, selaku marketing dan juru bicara
Menurut Heru, niat Kevin menjadi peternak sapi cukup tinggi. Karena belum punya pengetahuan di bidang peternakan sapi, ia membelikan beberapa buku tata cara beternak sapi, berkunjung ke beberapa peternakan sapi di Jawa Timur dan berselancar di YouTube.
"Alhamdulillah berkat ketekunan dan kemauan yang keras Kevin dan teman teman sekarang sudah bisa merawat sapi dengan baik serta mengolah pakannya," puji Heru.
Sementara Erma, menjelaskan Kevin timbul keinginan menjadi peternak sapi karena termotivasi oleh orang tua teman sekolahnya Armeyta Shyndi Prastiwi, yang juga penyandang disabilitas seperti Kevin.
Ayah Shyndi merupakan peternak sapi perah di daerah Ngantang Selorejo. Kalau bermain ke rumah Shyndi sering melihat orang memerah susu. Dari sini awal ketertarikannya menjadi peternak sapi.
"Pertama Kevin ingin menjadi peternak sapi perah, tapi daerah Bakalan suhu udara terlalu panas tidak cocok untuk sapi perah. Cocoknya untuk penggemukan sapi potong," ujar Erma.
Erma lulusan Fakultas Satra Inggris Universitas Jember, mengakui, sebagai peternak pemula problematiknya cukup banyak. Selain permodalan juga pemasaran.
"Kevin bersama kelompok kerjanya telah mengajukan bantuan modal usaha ke Gubernur Jawa Timur, Bank Jatim, Mensos dan Baznas. Sejauh itu kebaikan, saya Tut Wuri Handayani, sami’na wa ato na," ujar Erma.
Advertisement