Haedar Nashir: Lawan Puisi Fadli Zon dengan Puisi Damai
Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nashir menanggapi santai puisi dari Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon yang berjudul 'Doa yang Ditukar'. Seperti diketahui, puisi tersebut sebelumnya dinilai menghina Kiai Maimoen Zubaer alias Mbah Moen.
"Sekarang lebih baik dari anak bangsa yang lain, termasuk lewat media sosial, belajar memproduksi puisi-puisi yang kontemplatif, puisi-puisi yang damai, puisi-puisi yang gembira, dan puisi-puisi yang memacu kebersamaan," katanya. Haedar meminta agar masyarakat terutama generasi milenial untuk tidak memberikan ruang kepada puisi-puisi yang saling beradu ketegangan. Dia pun menyarankan puisi tersebut harusnya dilawan dengan puisi-puisi yang tabsir atau puisi yang menggembirakan. "Dan tentu kita mengimbau, baik dalam puisi maupun dalam pernyataan sebaiknya para elit politik menahan diri dan lebih baik lontarkan pernyataan-pernyataan yang produktif dan merengkuh. Politik itu kan pro simpatik, bukan konfrontatif," bebernya. Di sisi lain, Haedar menjelaskan bahwa kondisi keberagaman di Indonesia masih moderat, bahkan dua bulan jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Asalkan kondisi tersebut tidak dibawa-bawa terlalu dalam pada politik partisan.Advertisement
Â
Wakil Ketua DPR Fadli Zon membuat puisi berjudul 'Doa yang Ditukar' yang diunggah di akun twitter pribadinya. Dalam puisinya, dia menyindir kata 'Kau' yang mengobral doa hingga makelar doa. Like
Advertisement