Guru di Jember Jadi Korban Begal Payudara Saat Hendak ke Sekolah

Seorang guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Desa Sidomukti, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember, menjadi korban begal payudara saat hendak berangkat ke sekolah, Sabtu, 11 September 2021. Ini merupakan begal payudara yang ketiga kalinya di desa tersebut.

Kepala Desa Sidomukti, Kecamatan Mayang, Sunardi Hadi mengatakan, Sabtu pagi menerima telepon dari warganya yang merupakan seorang guru, bahwa saat hendak berangkat ke sekolah menjadi korban begal payudara. Perlakuan tak mengenakkan itu dialami korban saat melintas di jalan sepi, tepatnya di Dusun Krajan RW 10.

Saat melintas di jalan yang hampir tiap hari dilewati, korban diikuti oleh pelaku dari arah barat yang berjumlah satu orang. Sesampainya di jalan menanjak, tiba-tiba pelaku memepet dan memegang payudara korban.

“Korban saat itu tidak sempat berteriak meminta tolong karena kaget. Usai melancarkan aksinya pelaku langsung melarikan diri,” kata Sunardi, Sabtu, 11 September 2021.

Meski tidak sempat merekam dan mengambil foto pelaku, namun korban bisa mengenali ciri-ciri pelaku. Saat beraksi pelaku mengendarai sepeda motor revo warna merah tanpa plat nomor, mengenakan jaket hitam, mengenakan celana pendek, berambut pendek, dan berusia sekitar 35-40 tahun.

“Korban belum lapor polisi, saya selaku Kepala Desa Sidomukti sudah berkoordinasi dengan Kanitreskrim Polsek Mayang,” jelas Sunardi.

Sunardi berharap polisi dapat segera mengungkap dan menangkap pelaku itu. Sebab berdasarkan hasil penelusuran ke lokasi kejadian, diketahui sudah ada tiga warga Desa Sidomukti yang menjadi korban begal payudara.

“Yang pertama terjadi selesai magrib, yang satunya lagi terjadi usai salat isya'. Semuanya terjadi di jalan yang sepi,” lanjut Sunardi.

Sunardi menduga pelaku begal payudara itu merupakan satu orang dari luar Desa Sidomukti. Sunardi mengimbau warga Desa Sidomukti agar selalu waspada dan jangan sampai berjalan sendirian di tempat sepi.

“Saya juga mengimbau siapapun yang menjadi korban pelecehan seksual, foto atau video pelakunya. Bahkan jika berani lawan saja pelakunya, tetapi kalau takut segera berteriak meminta tolong,” pungkas Sunardi.