Erupsi Gunung Raung Cenderung Meningkat Selama Sepekan Terakhir, Terjadi Hujan Abu Vulkanik
Aktivitas vulkanik Gunung Raung cenderung mengalami peningkatan selama beberapa hari terakhir. Bahkan tinggi kolom abu yang keluar dari kawah Gunung Raung sempat mencapai ketinggian 2.000 meter dari Puncak kawah. Hujan abu pun dikabarkan terjadi di sejumlah titik di sekitar Gunung yang berada di perbatasan Banyuwang, Jember dan Bondowoso ini.
Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung, Agung Tri Subekti mengatakan, pada Jumat Pagi Gunung Raung masih mengalami erupsi. Secara karena tertutup awan, visual kolom abu tidak dapat dilihat dari PPGA Raung.
“Sampai sekarang tertutup kabut, tidak kelihatan asapnya,” jelasnya, Jumat, 20 Juni 2025.
Agung, panggilannya, mengatakan, dalam sepekan terakhir aktivitas vulkanik gunung dengan ketingggian 3.332 meter diatas permukaan laut (MPDL) ini cenderung meningkat. Mulai dari 500 kemudian, 600, 1.000, 1.500 m dari puncak gunung. Bahkan menurutnya, pada kemarin lusa ketinggian kolom abu sempat mencapai ketinggian 2.000 dari puncak gunung.
Menurutnya, seiring dengan peningkatan aktivitas vulkanik, sempat terjadi hujan abu vulkanik. Beberapa hari ini, hujan abu vulkanik dirasakan di wilayah Banyuwangi. Hujan abu ini juga sempat dilaporkan terjadi di wilayah Bondowoso dan Jember pada awal-awal erupsi Gunung Raung terjadi.
Berdasarkan hasil paper test yang dilakukan di sekitar PPGA Raung, intensitas hujan abu masih relatif tipis. Hasil paper test, kata Dia, beberapa hari sebelumnya hujan abu terpantau cukup tebal. Namun kemarin abu yang turun relative tipis.
“Kalau kemarin harus didekati dulu, baru kelihatan bintik-bintik abunya, diraba baru terasa ada abu,” terangnya.
Lebih jauh dijelaskan, hujan abu tidak selalu terjadi di wilayah yang berada sesuai dengan arah angin. Sebab, hujan abu tidak selalu turun lurus ke bawah. Apalagi abu vulkanik erupsi Gunung Raup cukup ringan. Sehingga mudah terbawa angin yang berada di bawah atau dekat daratan.
“Tidak selalu hujan abu sesuai ke arah angin, apalagi abunya raung itu kan ringan,” ungkapnya.
Dia menegaskan, aktivitas vulkanik tidak dapat diprediksi. Meskipun beberapa hari belakangan aktivitas vukanik Gunung Raung cenderung meningkat. Karena yang terjadi di alam bisa berubah sewaktu-waktu.
“Kecenderungan tidak bisa di prediksi. Ini masih fluktuatif, kita tidak bisa prediksi,” ujarnya.
Pada periode pengamatan 19 Juni 2025 pukul 00.00 WIB hingga 24.00 WIB secara visual teramati asap kawah berwarna kelabu dengan intensitas sedang dan tinggi 1000-2000 m di atas puncak kawah dengan 6 kali letusan. Untuk aktivitas kegempaan amplitudo 4-6 mm dengan durasi 46-2419 detik.
Advertisement