Dari Umrah Menuju Haji, Ini Doa Penjual Bumbu Dapur
PADA awal tahun 2000 an, masih sulit mengajak orang untuk berumrah. Bagi yang belum melaksanakan haji, ia enggan umrah dengan alasan “belum haji kok umrah”. Sedang bagi yang sudah berhaji, alasannya “sudah haji kok umrah lagi”.
Namun, lain dengan orang Madura. Sebut saja, Buk Minah. Pedagang bumbu dapur di pasar (bukan toko, dia hanya jualan ditampah) ini, berkesempatan umrah bersama seseorang – sebut saja Anwar, warga tinggal di Surabaya.
Pada saat itu, terjadi dialog. Anwar bertanya, “Bu .. , ibu sudah haji ?”
“Belum, Bah”.
“Lho belum haji, Ibu kok umrah?”
“Justeru belum haji itu Bah, saya umrah!”
“Lho.. kenapa Bu?”
“Saya akan berdoa di Hijr Ismail, agar saya dipanggil Allah Taala ke sini lagi untuk haji”,” jawa Buk Minah.
“Lho, kenapa di Hijr Ismail Bu?”
“Ya Bah.. karena kalau kita doa di Hijr Ismail, kita berdoa di 2 tempat mustajabah. Hijr Ismail dan di bawah talang emas. Jadi, dua-duanya dapat. Saya betul-betul minta kepada Allah, agar saya bisa dipanggil untuk haji,” kata Ibu Minah, menjelaskan.
Selang tiga tahun, secara pelahan Anwar mengontak seorang temannya yang kebetulan pernah umrah bareng dengan Bu Minah.
“Bagaimana kabar Bu Minah?” tanyanya.
“Beliau lagi ibadah haji Pak Anwar,” jawab Haji Taufik, temannya itu.
“Wah, luar biasa . Pedagang bumbu di pasar bisa berangkat haji,” kata Anwar menimpali.
“Anu… Pak Anwar. Beliau dihajikan anaknya yang jadi TKI,” jelasnya.
Subhanallah. Allah swt mengabulkan doa-doa Bu Minah dan memberangkatkan haji dari rezeki yang tidak terduga. (adi)
Advertisement