Dahsyatnya Hasrat Umat Berziarah, Ini Pandangan Aktivis Perempuan
Di makam Sunan Giri, Gresik, seorang perempuan dengan muka legam setengah tua berada di pojok menjauh dari kerumunan rombongan lainnya. Mukanya tampak lelah kurang tidur. Ia terkantuk-kantuk mengikuti wiridan.
Tapi ia paksakan juga melek, matanya kuyu memerah. Di pangkuannya teronggok sandal karet baru terbungkus plastik hitam dan botol minuman teh yang telah berbusa. Ia memakai baju kebaya dan kain batik dengan jilbab yang tampak baru sebagai seragam rombongan.
Ia bersama suaminya yang ia tunjuk berada di kerumunan yang sedang berdzikir datang dari daerah Kebumen bersama 55 orang temannya 1 rombongan bus.
Lebih dari setahun ia menabung agar bisa ikut ziarah ini. Semula ia enggan karena tak pernah bepergian jauh dan merasa tak sanggup. Tapi ia merasa malu karena semua temannya sesama buruh sawah sudah ikut ziarah. Bahkan ada yang lebih dari sekali.
Ziarah itu dikelola seorang ustadzah di kampungnya yang diselenggarakan setahun dua kali di bulan Maulid dan menjelang Puasa.
Mengumpulkan Rp 800 ribu untuk ongkos berdua ikut ziarah Wali Songo sebetulnya berat bagi mereka dengan upah 25.000/hari. Perjalanan Kebumen ke Gersik yang tanpa istirahat sempurna membuatnya mabuk darat dan tampak kelelahan. Tapi ia begitu bangga.
"Kula mboten isin melih, ra ketang nembe sepindah. (Saya tidak malu lagi karena sudah ikut ziarah meskipun baru sekali ini,” tutur Lies Marcoes Natsir, aktivis perempuan, pada akun facebooknya, belum lama ini.
Lies Marcoes-Natsir, seorang aktivis yang menyaksikannya, bersaksi: “Saya tak melihat ia terpesona oleh suasana magis makam, ia hanya menengok kiri kanan tanpa minat.” Ketika ditanya, ia hanya ingin segera pulang teringat kepada cucu dan ayam-ayam yang mungkin sudah 2,5 hari tak terurus karena dititipkan kepada anaknya yang juga buruh.
Mengenang perjumpaan dengan perempuan itu di perjalanan ziarah, teringat pada mereka yang menabung untuk memenuhi beribu alasan dan hasrat orang berziarah ke tempat-tempat yang dianggap keramat dan suci. Alangkah dahsyatnya hasrat "seperti orang lain" dalam beragama. (adi)
Advertisement