Cita Rasa Sate Ayam Pak Roib, Berdiri Sejak 1989 di Jl Kedungdoro

Siapa yang tidak suka dengan sate? Salah satu jenis makanan yang mudah untuk dijumpai ini terbuat dari daging yang ditusuk dengan bambu, lalu dibakar di atas bara api.

Sate merupakan makanan khas dari daerah Jawa Timur dan dapat dengan mudah ditemukan oleh masyarakat, khususnya di Kota Surabaya.

Ngopibareng.id berkesempatan untuk dapat mengunjungi salah satu kedai sate ayam yang telah berdiri sejak tahun 1989.

Tampak luar spanduk 'Warung Sate Pak Roib' yang terletak di Jalan Kedungdoro, Surabaya. (Foto: Julianus Palermo/Ngopibareng.id)

Kedai sate tersebut bernama "Sate Ayam Madura Pak Roib", terletak di Jalan Kedungdoro No. 235. Sesuai dengan namanya, warung sate ini dikelola sendiri oleh pak Roib sejak 34 tahun silam

"Tidak pernah pindah, dari dulu sejak masih bujangan sudah jualan di sini," ungkap pria asal Sampang ini.

Potret Pak Roib, salah satu pedagang sate yang sudah berjualan di Jalan Kedungdoro sejak tahun 1989. (Foto: Julianus Palermo/Ngopibareng.id)

Dirinya menjelaskan, jam buka warungnya tersebut sejak pukul 17.30 WIB hingga 22.30 WIB. Dalam sehari, pria berumur 57 tahun tersebut menyebut ratusan tusuk sate dapat habis dijualnya.

"Dalam sehari biasanya 500 sampai 600 tusuk sate mas bisa habis, ini saat bulan puasa mulai menurun penjualannya," tuturnya sambil menyiapkan sate.

Sate ayam yang diberi sedikit bumbu kacang dan kecap saat dibakar di atas bara api. (Foto: Julianus Palermo/Ngopibareng.id)

Bumbu sambal kacang yang merupakan pelengkap dari sate ini juga merupakan sesuatu yang khas. Tekstur kacang yang lembut dan rasanya yang manis menyatu dengan sate ayam yang telah dibakar sebelumnya.

"Yang penting masaknya (bumbu kacang) lama. Kulit kacangnya juga langsung dibersihkan. Saya sangrai kacangnya tidak pakai minyak sama sekali," tuturnya.

Seporsi sate ayam buatan Pak Roib yang sudah melegenda. (Foto: Julianus Palermo/Ngopibareng.id)

Pak Roib menjelaskan walaupun mengalami penjualan satenya mengalami naik dan turun, dirinya dapat bertahan hingga lebih dari 30 tahun lamanya. Itu karena dapat mempertahankan cita rasa dan para pelanggan setianya.

"Yang penting rasanya jangan berubah, mas. Alhamdulilah bisa bertahan karena masih banyak juga yang langganan ke saya," ucapnya.

Untuk seporsi sate ayam ini dihargai pak Rokib hanya sebesar Rp 16 ribu saja, cukup terjangkau di kantong. Dalam seporsinya, terdapat sepuluh tusuk sate ayam, yang dilengkapi dengan bumbu kacang yang kental dan terasa gurih beserta irisan bawang merah yang cukup melimpah.