Buruknya Bahasa di Sosmed Disorot Dalam "Pak Menteri Menyapa Guru Bahasa Indonesia Tahun 2025."
Buruknya penggunaan bahasa Indonesia di sosial media (Sosmed) mendapat sorotan cukup tajam dari peserta acara bertajuk "Pak Menteri Menyapa Guru Bahasa Indonesia Tahun 2025." Acara yang diselenggarakan olehBadan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah berlangsung di Gedung Kementerian (Dikdasmen) Jakarta Selasa 24 Juni 2025.
Senada dengan para peserta, keperihatinan buruknya penggunaan bahasa Indonesia juga diungkapkan Menteri Dikdasmen Abdul Mu'ti.
"Mengumpat dengan kata kata kasar dan jorok sudah dianggap biasa dalam Medos, ini menjadi keprihatikan dan tanggung jawab kita sebagai guru," kata Mu'ti.
Bahasa Merupakan Budaya dan Identitas Suatu bangsa
Menurut Mu'ti bahasa adalah budaya dan identitas suatu bangsa sekaligus cermindari sebuah peradaban.
Wujudkan Berbahasa Yang Dan Benar
Dialog "Pak Menteri Menyapa Guru Bahasa Indonesia Tahun 2025. diharakan dapat mewujudkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar."Guru bahasa Indonesia harus menjadi terdepan dalam penggunaan bahasa di depan murid maupun di lingkungan keluarga.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Hafidz Muksin mengatakan
"Pak Menteri Menyapa Guru Bahasa Indonesia Tahun 2025,* merupakan dialog strategis menuju penguatan literasi dan pembelajaran bahasa.
Kegiatan ini menjadi forum dialog antara Menteri
Pendidikan Dasar dan Menengah dengan para guru Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia serta mahasiswa calon guru., dan daring melalui Zoom.
Bahasa dan Sastra Indonesia Belum Belum Maksimal
Kurangnya pendekatan kreatif dalam proses belajarmengajar telah berdampak pada rendahnya motivasi siswa dalam mempelajari karya sastra sebagai
sarana pembentukan karakter dan pembentukan empati yang positif. Pembelajaran yang seharusnya
mampu menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia belum mencapai hasil yang
diharapkan. Hal ini sejalan dengan data Asesmen Nasional 2024 yang menunjukkan bahwa kompetensi
literasi membaca siswa masih berada di bawah ambang ideal. Hasil Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia
(UKBI) tahun 2021 hingga 2024 pun memperlihatkan bahwa mayoritas siswa SMP, SMA, dan SMK
belum mencapai tingkat kemahiran yang memadai. Fakta-fakta ini menegaskan perlunya langkah nyata untuk merevitalisasi pembelajaran bahasa Indonesia secara menyeluruh.
Melalui kegiatan ini diharapkan lahir pemahaman bersama mengenai arah kebijakan pendidikan bahasa dan sastra, sekaligus menjadi wadah untuk menampung aspirasi dari lapangan yang akan dijadikan bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan ke depan.
Dalam sesi utama, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah berdialog langsung dengan peserta yang dimodereatori oleh Kepala Badan Bahasa. Hadir pula sebagai narasumber Anggota Komisi X DPR RI,
Denny Cagur, dan Ketua MGMP SMA DKI Jakarta. Kegiatan ini berlangsung pukul 08.00 hingga 11.00 WIB dan menghadirkan berbagai topik strategis, termasuk penguatan peran MGMP sebagai komunitas belajar profesional. MGMP didorong agar tidak hanya menjadi forum administratif, tetapi juga penggerak utama dalam inovasi pembelajaran.
Pemanfaatan teknologi digital dalam kelas bahasa Indonesia turut dibahas sebagai pendekatan penting dalam pembelajaran masa kini. Selain itu, beberapa guru terpilih mempresentasikan pengalaman dan praktik baik mereka di lapangan.
Kegiatan ini ditujukan untuk memperkuat pemahaman guru terhadap arah kebijakan kebahasaan nasional serta menyusun rencana tindak lanjut bagi penguatan MGMP berbasis aspirasi guru. Semua ide, kritik, dan usulan dari peserta akan didokumentasikan dan dikompilasi sebagai bahan rekomendasi kebijakan bagi kementerian.
Forum ini juga mendorong pembelajaran bahasa yang lebih menyenangkan, kontekstual, dan multimodal. Guru didorong untuk menerapkan pendekatan berbasis proyek dan literasi sehingga siswa dapat belajar secara aktif, reflektif, dan terlibat secara emosional. Melalui pendekatan ini, diharapkan akan tumbuh keterikatan yang lebih kuat antara siswa dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam bahasa dan sastra Indonesia.
"Semangat yang dibangun dalam forum ini diharapkan dapat terus dijaga dan dikembangkan melalui kebijakan serta praktik baik pembelajaran di masa mendatang. Bahasa Indonesia yang baik dan benar dan sastra yang berkembang adalah cerminan bangsa yang berpikir jernih, peduli, dan menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan,* kata Hafidz Muksin
Advertisement