BHS Sesalkan Lambatnya Penanganan DBD di Sedati, 2 Anak Meninggal
Anggota DPR RI Bambang Haryo Soekartono (BHS) menyesalkan lambatnya respon dari pihak Puskesmas terhadap wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang menyerang Desa Pepe, Kecamatan Sedati, Sidoarjo. Akibat keterlambatan penanganan tersebut, dua anak masing-masing berusia 15 tahun dan 5 tahun meninggal dunia.
Menurut BHS, informasi mengenai kasus DBD di wilayah tersebut sebenarnya sudah dilaporkan warga sejak 10 hari sebelumnya. Namun, hingga dua bocah meninggal, belum ada tindakan nyata dari fasilitas kesehatan setempat, baik penyemprotan (fogging) maupun sosialisasi pencegahan.
“Ini sangat disayangkan. Laporan sudah masuk sejak 10 hari lalu, tapi tidak ada langkah cepat dari Puskesmas. Akhirnya dua anak kehilangan nyawa,” ujar BHS saat meninjau langsung lokasi, Jumat, 20 Juni 2025.
Selain dua korban meninggal, 11 warga lainnya juga sempat dirawat di rumah sakit, dan dua di antaranya masih dalam perawatan. BHS menegaskan, kondisi ini seharusnya tidak terjadi jika sistem penanganan dini berjalan baik.
Sebagai bentuk kepedulian, BHS langsung mengerahkan timnya untuk melakukan fogging di seluruh wilayah terdampak.
“Ada 586 kepala keluarga di Desa Pepe, dan semuanya akan kami fogging. Ini demi mencegah penyebaran lebih luas,” tegasnya.
BHS juga menyebarkan informasi edukatif berupa poster berisi gejala, cara pencegahan, serta tindakan cepat menghadapi DBD. Ia berharap warga bisa lebih sigap mengenali tanda-tanda awal agar tidak jatuh korban lagi.
“Saya minta Kepala Desa dan warga segera lapor jika ada gejala DBD. Kami siap bergerak cepat, jangan sampai kita kalah cepat lagi dari penyakit ini,” pungkasnya.
Dalam kesempatan ini, selain melakukan fogging di wilayah terdampak DBD, BHS juga bertakziah ke rumah keluarga korban. Beliau menyampaikan belasungkawa yang mendalam dan memberi santunan kepada orang tua korban.
Advertisement