Bersama Sang Konsul, Paling Pintar
Antara tahun 1906-1911, Haji Agus Salim bekerja di Konsulat Belanda di Jeddah. Waktu itu ia sering 'bertengkar' dengan atasannya, Konsul Belanda.
Meskipun begitu pekerjaannya selalu beres, sehingga tidak ada alasan untuk mengatakannya sebagai pemalas. Ia tidak dapat dicap sebagai ongeschikt, tidak terpakai. Bahkan ia sering mengerjakan pekerjaan yang banyak meringankan beban atasannya, dan ia pun dihargai sebagai pembantu yang berjasa.
Dalam kesempatan bertukar-pikiran yang tajam dengan atasannya, Konsul Belanda itu menyindir Haji Agus Salim dengan berkata, "Salim, apakah engkau kira bahwa engkau ini seorang yang paling pintar di dunia ini?"
Dengan tangkas Haji Agus Salim menjawab, "Itu sama sekali tidak. Banyak orang yang lebih pintar dari saya. Hanya saya belum bertemu dengan seorang pun di antara mereka."
Jawaban Haji Agus Salim terasa sebagai pukulan bagi sang Konsul. Tetapi apa akan dikata? Karena itu, alangkah girang hati Konsul Belanda itu ketika tahu bahwa Agus Salim pulang ke Indonesia pada 1911.(adi/bersambung)
Advertisement