Benda Sakral Pura Besakih Diselamatkan, Menyusul Letusan Gunung Agung
Bali: Upaya penyelamatan 'pratima' atau benda-benda sakral di Pura Besakih menyusul kondisi awas pada Gunung Agung, kini tengah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karangasem, Bali. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan  agar tidak hilang dan rusak akibat bencana.Â
"Hari ini, Pemkab Karangasem sedang melakukan rapat dengan para pemangku atau pendeta Hindu di Pura Besakih yang dipimpin Wakil Bupati untuk menyelamatkan benda-benda sakral," kata Bupati Karangasem, Ayu Mas Sumantri, di Karangasem.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Agung dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV). Dengan peningkatan status itu, maka wilayah steril yang semula untuk radius 6 kilometer dari puncak gunung, diperluas menjadi untuk radius 9 kilometer, lalu ditambah perluasan wilayah sektoral yang semula 7,5 kilometer menjadi 12 kilometer ke arah Utara, Timur Laut, Tenggara dan Selatan-Baratdaya.
Pura Besakih yang berjarak 9 kilometer dari puncak Gunung Agung menjadi tujuan wisatawan mancanegara karena memiliki arsitektur bangunan yang unik juga sudah disterilisasi. Para pelancong, termasuk umat Hindu dilarang mengunjungi pura itu karena masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB).
"Saat ini juga ada larangan masuk wilayah sektoral menjadi 12 kilometer ke arah Utara, Timur Laut, Tenggara dan Selatan-Baratdaya," ujar Sumantri.Â
BNPB hingga kini mencatat sekitar 34.931 jiwa mengungsi di 238 titik pengungsi yang tersebar di tujuh kabupaten/kota di Bali setelah peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung. (trs)
Advertisement