Bareskrim Nyatakan Ijazah Jokowi Asli, Tapi Warganet Tetap Meragukan Keasliannya
Meski Bareskrim Polri secara resmi telah menyatakan bahwa ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah asli, gelombang keraguan masih deras mengalir dari publik, terutama di media sosial. Hasil uji laboratorium forensik (labfor) yang mendukung keaslian skripsi dan ijazah Jokowi belum mampu meredam spekulasi dan dugaan dari sebagian kalangan warganet.
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, dalam konferensi pers menegaskan bahwa skripsi dan ijazah Jokowi telah melalui pengujian laboratorium secara menyeluruh. Dari jenis kertas, teknik cetak, tinta, hingga tanda tangan pejabat UGM – semua hasil uji menunjukkan keaslian dokumen milik Jokowi yang lulus dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 1985.
Skripsi Jokowi Lolos Uji Forensik, Unggah ke ETD UGM Dinilai Sesuai
Salah satu dokumen yang diuji adalah skripsi Jokowi berjudul “Studi tentang Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kotamadya Surakarta”. Hasil labfor menyebutkan skripsi itu diketik dengan mesin tik tipe Pica dan dicetak menggunakan teknik handpress letterpress – sesuai dengan teknologi era 1980-an.
Skripsi tersebut bahkan sudah dialihkan ke format digital melalui aplikasi Electronic Theses and Dissertation (ETD) UGM sejak 2019. Bareskrim menyatakan pengunggahan tersebut merupakan inisiatif UGM sebagai bentuk kebanggaan terhadap alumninya yang kini menjadi Presiden RI.
Warganet Meragukan: Dari IPK Rendah hingga Anomali Data Digital
Meski data resmi menyebut ijazah Jokowi identik dengan milik mahasiswa seangkatan lainnya, warganet tetap meragukan sejumlah aspek teknis dan historis. Berikut beberapa poin yang paling sering disoroti dan menjadi topik perdebatan:
Nomor ijazah yang dinilai tidak jelas
Jurusan Teknologi Kayu yang disebutkan warganet tak pernah ada di UGM
IPK Jokowi di bawah 2, dianggap tidak masuk akal
Nama pembimbing skripsi berbeda, munculnya nama Kasmujo yang disebut hanya asisten
Penulisan nama Soemitro/Sumitro, dinilai tak konsisten
Tanda tangan rektor diduga dipalsukan
Ijazah keluar lebih dulu dari skripsi
Foto wisuda tak diambil kampus, serta disebut “diunggah” sendiri
Tidak tercantum dalam reuni atau seminar kehutanan
Jenis huruf Times New Roman dalam skripsi, padahal belum lazim digunakan saat itu
Tanggal unggah skripsi di ETD dipertanyakan sinkronisasinya dengan timeline digitalisasi
Bahkan, sejumlah warganet juga merujuk pada testimoni alumni, ketidakhadiran Jokowi dalam reuni angkatan, dan perubahan cerita soal KKN hingga naik gunung, sebagai dasar kecurigaan lebih lanjut.
Advertisement