Badai di China, 25 Orang Dinyatakan Tewas, Ini Respon Xi Jinping
Setelah sejumlah negara di Eropa banjir bandang, kini gliran China. Banjir menerjang Provinsi Henan, China, menewaskan sedikitnya 25 orang sejak akhir pekan lalu. Sebagian korban terjebak di jalur kereta bawah tanah Kota Zhengzhou.
Sebanyak 12 korban tewas dievakuasi setelah terowongan kereta bawah tanah terendam banjir. Petugas juga menyelamatkan lebih dari 500 orang lainnya di lokasi tersebut.
Foto yang beredar di media sosial menunjukkan, kereta komuter tenggelam setinggi dada orang dewasa dan satu stasiun berubah menjadi kolam besar berwarna cokelat.
"Airnya setinggi dada saya. Saya benar-benar takut, tapi yang paling menakutkan bukan airnya, tapi pasokan udara yang berkurang di kereta," kata seorang netizen, dikutip dari Reuters, Kamis 22 Juli 2021.
Respon Xi Jinping
Presiden China, Xi Jinping melalui televisi pemerintah menuntut aparat di semua tingkatan memberikan prioritas untuk memastikan keselamatan masyarakat, dan menerapkan pencegahan banjir. dan tindakan penanggulangan bencana.
“Beberapa waduk mengalami jebolnya bendungan… menyebabkan luka berat, korban jiwa dan kerusakan harta benda. Situasi banjir sangat parah,” kata Presiden Xi Jinping, seperti dikutip Al Jazeera.
Provinsi Henan adalah tempat Kuil Shaolin dan banyak situs budaya lainnya, adalah salah satu yang terpadat di China dan basis utama untuk industri dan pertanian.
Badai China
Badai diawali dengan hujan deras. Hujan deras menghentikan perjalanan bus di kota berpenduduk sekitar 12 juta jiwa itu karena jalanan terendam. Itu yang menyebabkan saat kejadian banyak warga menggunakan kereta bawah tanah.
Para pejabat pemerintah Henan mengatakan, tujuh orang masih dinyatakan hilang. Di antara para korban merupakan warga Kota Gongyi, yang terletak di tepi Sungai Kuning.
Hujan diperkirakan masih akan turun di seluruh wilayah Henan sampai 2 hari mendatang.Sementara itu Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengirim lebih dari 5.700 tentara untuk membantu pencarian dan penyelamatan.