Ada 18 Anak Stunting dan 27 Bumil Underwieght di Sambikerep
Puskesmas Made Sambikerep Surabaya mengindikasikan ada 18 anak balita di wilayah kerjanya yang menderita stunting alias kurang gizi. Stunting adalah adalah kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya.
Untuk mencegah agar stunting tak menjadi lebih parah Dinas Kesehatan Kota Surabaya bekerja sama dengan berbagai fakultas kedokteran di Surabaya memberikan tambahan makanan untuk meningkatkan berat badan. Tujuannya agar sesuai dengan kurva pertumbuhan berat yang normal.
Selain mendeteksi adanya 18 anak balita yang diduga menderita stunting, ada pula 27 ibu hamil yang mengalami underweight (kurang energi kalori), terlalu kurus. Kondisi ibu hamil yang seperti ini jika didiamkan akan melahirkan anak yang menderita stunting.
Advertisement
Untuk mencegah stunting, Dinas Kesehatan Kota Surabaya bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Ciputra mengadakan sosialisasi pencegahan stuntin dengan tema 'Ayo Cegah Stunting Menuju Generasi Indonesia Terbaik' di Puskesmas Made, Surabaya. Sosialiasi ini diikuti 27 ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Made Sambikerep.
Koordinator acara dr Salmon Charles Siahaan, SpOG mengatakan, upaya pencegahan stunting harus dilakukan dari hulu sampai hilir dari stunting. Mulai dari ibu hamil hingga balita yang sudah lahir.Â
"Selain ada 27 hamil yang mengikuti sosialisasi ini, ada 18 balita stunting yang nantinya akan kita pantau terus perkembangannya," ujar dr Salmon Charles Siahaan, SpOG.Â
Untuk kategori para ibu hamil yang ditargetkan dalam sosialisasi hari ini merupakan ibu hamil dengan indikasi tertentu. Seperti ibu hamil dengan underweight (kurang energi kalori), terlalu kurus atau tidak berkembang secara normal yang diundang hari ini.
"Lalu para ibu hamil diberikan edukasi seputar kesehatan kehamilan dan nutrisi oleh dokter ahli dr. Elizabeth, M Med Edu dan dr Natalia Yuwono, M.ked Trop," katanya.
Dalam sosialisasi ini, juga diberikan vitamin dan makanan sebagai upaya nyata pencegahan stunting. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan nutrisi bagi janin yang di kandung. Sehingga ketika lahir bisa normal dan pertumbuhannya optimal.
"Kami memberikan multivitamin berupa susu khusus ibu hamil, vitamim mulai dari kalsium, penambah darah hingga Yakult untuk memperlancar pencernaan," terang dr Charles.
Sementara untuk 18 balita dengan indikasi stunting yang ikut dalam program ini, diberikan tambahan makanan sebagai peningkatan berat badan agar sesuai dengan kurva pertumbuhan berat yang normal.
"Program ini tidak berhenti disini karena berkelanjutan, dimana perkembangan ibu hamil dan balita stunting akan dipantau selama beberapa bulan ke depan. Program ini dimulai September 2021 sampai Januari 2022 nanti. Akan kami evaluasi nanti apakah ada perubahan lebih terhadap para peserta baik ibu hamil atau balita," paparnya.
Pihaknya juga akan melakukan modifikasi dan terobosan dengan teknologi termutakhir untuk merumuskan formula terbaik dalam bidang ini. Terkahir, dr Charles berharap, digelarnya program tersebut mampu menekan angka stunting khususnya di Kota Surabaya. Agar mampu menciptakan generasi muda Indonesia yang lebih baik dengan intelegensial lebih baik dan sehat.
Advertisement