9 Titik Parkir di Surabaya Jadi Pilot Project Penerapan QRIS

Kepala UPT Parkir Dishub Kota Surabaya Jeane Taroreh mengatakan, pembayaran parkir dengan metode QRIS akan ada di 1.370 titik parkir resmi yang tersebar di Kota Surabaya. Nantinya, semua titik parkir itu akan menerapkan sistem bayar non tunai atau QRIS.

Namun, sebelum aturan itu berlaku di seluruh parkir di Surabaya, Pemkot Surabaya akan melakukan uji coba di sembilan titik parkir. Ini juga sekaligus menjadi pilot project.

Sembilan titik parkir yang dijadikan pilot project itu antara lain di Jalan Tunjungan, Jalan Tanjung Anom, Jalan Genteng Besar, Jalan Embong Malang, dan Jalan Blauran.

"Di Jalan Tunjungan ini masih baru disosialisasikan," katanya, Rabu, 10 Januari 2024.

Sementara, empat titik parkir lainnya yang akan menjadi pilot project penerapan pembayaran parkir non tunai berada di dua kawasan yaitu balai kota dan Taman Bungkul.

"Di Balai Kota itu di Jalan Sedap Malam dan Jalan Jimerto. Sementara, di Taman Bungkul itu ada di Jalan Serayu dan Jalan Progo," katanya.

Diberitakan sebelumnya, metode pembayaran parkir dengan QRIS atau uang elektronik menjadi salah satu upaya Pemkot Surabaya untuk menanggulangi kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Kepala UPT Parkir Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Jeane Taroreh mengatakan, penerapan pembayaran parkir dengan non tunai sudah dimulai beberapa bulan lalu. Tapi, masih banyak kendala.

"Kami sudah mempersiapkan segalanya. Program pemerintah itu sudah kami kerjakan mulai awal September, tapi belum maksimal," katanya, Selasa, 9 Januari 2024.

Ia menyebut sosialisasi pembayaran non tunai untuk parkir sudah dilaksanakan sejak 8 Januari 2023. Sosialisasi dilakukan agar jukir dan masyarakat tidak kaget jika nanti semua pembayaran parkir berganti ke non-tunai.

Tak hanya itu, Dishub juga mensosialisasikan mekanisme bagi hasil antara Dishub dan para juru parkir (jukir) yakni 60-40 persen. Untuk 40 persen dibagi 5 persen untuk katar (kepala pelataran) dan 35 persen jukir.

Namun, sistem bagi hasil ini mendapat penolakan dari jukir yang menganggap persentase bagi hasil itu terlalu sedikit.