39 Orang Dilaporkan Hilang Pasca Peristiwa Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya Di Selat Bali
Sebanyak 39 orang dilaporkan hilang oleh keluarganya pasca peristiwa tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. Jumlah itu adalah laporan yang masuk hingga Sabtu, 5 Juli 2025.
Karodokpol Pusdokkes Polri, Brigjen Pol Nyoman Eddy Purnama Wirawan mengatakan laporan itu diterima dari masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya di KMP Tunu Pratama Jaya.
"Itu yang melapor. Belum tentu yang dilaporkan itu adalah (korban KMP tenggelam). Itu harus kita waspadai. Orang melaporkan hilang, kami terima saja," jelasnya.
Tidak dijelaskan secara detil apakah 39 orang itu termasuk korban hilang yang namanya tercantum dalam manifes atau tidak. Nyoman menyebut laporan itu akan menjadi data bagi tim SAR gabungan.
"Orang melaporkan hilang, kami terima saja. Nanti kami tentukan dengan hasil pemeriksaan. Jadi tidak bisa dibilang mereka pasti penumpang," bebernya.
Masyarakat yang melapor diimbau benar-benar mengetahui tentang keluarganya yang hilang. Mulai ciri fisiknya, tinggi badannya, perawakan, rambutnya, dan ciri yang lainnya. Sehingga apabila ada korban baru ditemukan, proses identifikasi bisa terbantu.
"Yang melapor orang yang betul-betul mengerti. Tentang ciri-ciri yang dilaporkan hilang," katanya.
Ciri-ciri juga bisa termasuk jenis pakaian yang dikenakan korban sebelum dilaporkan hilang. Termasuk juga asesoris yang dikenakan dan foto wajah yang terlihat giginya.
"Akan menjadi bahan kami mencocokkan nanti. Termasuk juga data sidik jari di ijazah. Itu kemungkinan kecil bisa terpakai karena semakin lama korban hilang di laut, sidik jari semakin rusak," ungkapnya.
Dia menegaskan, apabila ada korban yang ditemukan yang tidak dikenali, Pusdokkes Polri akan melakukan proses identifikasi melalui tes DNA.
"Jika tidak bisa dikenali, kami ambil sampelnya, kami cocokan. Itu butuh waktu dua minggu untuk hasilnya. Perlu waktu dan ketelitian. Dalam identifikasi, yang paling utama ketepatan, bukan kecepatan," ujarnya.
Advertisement