32.949 Hewan Ternak di Jatim Terpapar PMK, 164 Ekor Mati
Dinas Peternakan Jawa Timur (Jatim) mencatat ada 32.949 ekor hewan ternak terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dari jumlah tersebut, 164 ekor di antaranya mati, 3.821 ekor dinyatakan sembuh, dan ada 28.964 ekor masih terpapar PMK.Â
Hewan ternak yang terpapar PMK itu ada di 31 kabupaten/kota. Yakni Kabupaten Mojokerto, Gresik, Lamongan, Sidoarjo, Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Jombang.
Lalu, Kabupaten Pasuruan, Jember, Magetan, Kota Surabaya, Tuban, Bojonegoro, Bangkalan, Kabupaten Madiun, Sumenep, Sampang, Kabupaten Kediri, Nganjuk, Ponorogo.
Kemudian, Bondowoso, Kota Malang, Kota Probolinggo, Situbondo Kota Kediri, Banyuwangi, Kabupaten Blitar, Trenggalek, Kota Batu dan satu wilayah terduga PMK yakni Pacitan.
Hewan ternak yang paling banyak terserang wabah PMK adalah Kabupaten Lumajang sebanyak 4.858 ekor ternak, Kabupaten Probolinggo 3.838 ekor dan Kabupaten Malang 3.040 ekor ternak.
"Hewan ternak itu mendapat perawatan berupa asupan obat analgesik hingga vitamin," kata Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Indyah Aryani, Kamis, 9 Juni 2022.
Indyah menambahkan, saat ini hanya menyisakan tujuh kabupaten/kota di Jatim yang bebas dari PMK.Â
"Yakni Kabupaten Pamekasan, Kota Pasuruan, Kota Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kota Madiun, Kabupaten Ngawi dan Kota Mojokerto," ucapnya.
Sebelumnya, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, telah berkoordinasi dengan para kepala daerah dalam rangka penanganan PMK.
Khofifah mengatakan, setiap penjual yang akan melakukan pengiriman atau membawa sapi ke daerah lain, harus mengantongi surat keterangan sehat (SKKH).
"Selama ada surat izin itu, diperbolehkan untuk melintas. Jadi masyarakat tidak perlu panik terkait ketersediaan hewan kurban saat lebaran kurban nanti," kata Khofifah.
Selain itu, Khofifah juga meminta agar para pemerintah di masing-masing daerah di Jatim untuk melakukan pemeriksaan di setiap perbatasan antar wilayah.
"Agar lalu lalang penjual hewan kurban tetap diketahui oleh petugas," pungkasnya.
Advertisement