Kisah 5 Relawan Pemakam Jenazah Covid-19 di Kota Kediri

Feature

Selasa, 05 Januari 2021 18:58 WIB

Mungkin tidak banyak orang yang rela bersedia membaktikan diri untuk membantu sesama menjadi relawan pengubur jenazah pasien Covid -19. Namun ternyata masih banyak orang-orang baik yang tulus ingin membantu sesama. Contohnya di Kota Kediri Jawa Timur. Kota yang dikenal sebagai produsen tahu ini setidaknya memiliki lima orang relawan yang mau memakamkan jenazah pasien Covid-19. Aktivitas ini padahal mengandung risiko. Virus Covid-19 bisa menular tak hanya dari orang masih hidup tapi juga yang sudah menjadi jenazah.

“Kami direkrut sejak awal pandemi. Dulu, tidak ada yang mau karena takut. Siapa yang tidak takut? Baju pun masih pakai jas hujan, APD masih langka,” kata Suhartono salah satu relawan pemakam jenazah Covid-19 saat ditemui Ngopibareng, Senin, 5 Desember 2020.

Suhartono tidak menghitung dengan pasti, berapa jumlah jenazah yang mereka makamkan.

Bersama empat rekannya, Kusmaji, Pujiono, Ari Yuana, dan Jemiki Tianto, mereka bertugas sejak awal pandemi. Mereka berlima yang memakamkan semua jenazah pasien Covid-19 di Kota Kediri. Sedangkan hari ini, Selasa, 5 Januari 2021, ia sedang melakukan persiapan untuk sebuah pemakaman di Kelurahan Burengan, Kecamatan Pesantren. Ada 4 jenazah yang mereka makamkan hari ini.

“Alhamdulillah, sekarang sudah dapat APD lengkap dari Pemkot Kediri. APD ini sekali pakai. Kalau sudah selesai, dibakar. Bila pindah tempat meski dalam satu hari, ya pakai yang baru lagi,” tambah Kusmaji.

Meski statusnya relawan, namun Pemerintah Kota Kediri tak menutup mata atas pengorbanan mereka. Pemerintah Kota Kediri memberikan sejumlah uang untuk mereka setiap kali memakamkan jenazah Covid-19. Sejumlah uang yang tak seberapa dibandingkan dengan risikonya itu diberikan oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Kediri.

“Kami ini sebetulnya relawan. Kalau tidak ada pemakaman, ya kami punya pekerjaan masing-masing. Ada yang tukang las, punya bengkel, dan lain,” terang Suhartono.

Begitu ada pemakaman, mereka dipanggil untuk memakamkan.

Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Kediri pun hanya melaksanakan pemakaman dengan standar protokol kesehatan sesuai dengan permintaan dari Dinas Kesehatan.

“Kami hanya memakamkan jenazah yang terkonfirmasi dari Dinkes Kota Kediri. Permintaan itu datangnya dari Dinkes, maka kita jalan. Kalau selain Dinkes, kita tidak melayani,” kata Moch. Syaifudin, Kepala Bidang Permukiman.

Tenaga pemakaman jenazah pasien Covid -19 bersiap bersiap memakamkan jenazah. (Foto: Istimewa)
Tenaga pemakaman jenazah pasien Covid -19 bersiap bersiap memakamkan jenazah. (Foto: Istimewa)
Tenaga pemakaman sedang memakamkan jenazah pasien covid -19. (Foto: Istimewa)
Tenaga pemakaman sedang memakamkan jenazah pasien covid -19. (Foto: Istimewa)

Lingga Gunawan, Kepala Seksi Pengelolaan Pemakaman menjelaskan detail soal tugas yang harus dilakukan oleh para relawan pemakaman tersebut. Tugasnya dimulai mengangkat peti jenazah dari mobil jenazah hingga memakamkan dengan protokol Covid-19. Sedangkan untuk menggali liang lahat biasanya dilakukan oleh penduduk setempat. Ada upah tersendiri untuk penduduk tersebut.

“Kami tidak pernah menunda upah. Begitu selesai, langsung kami berikan. Kalaupun ada telat, paling satu dua minggu, itu karena proses administrasi. Kami menghargai jerih payah mereka yang sudah rela membantu tugas ini,” kata Lingga.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Kediri, Hadi Wahjono menyebut bahwa tim pemakam jenazah Covid-19 diberi uang lelah sekitar Rp1 juta. Sedangkan, untuk penggali liang lahat yang biasanya dikerjakan oleh beberapa warga sekitar makam, mendapat uang lelah sekitar Rp1juta juga. Jumlah yang tak seberapa dibandingkan risiko yang harus dihadapi. 

Tim Editor

Fendhy Lesmana

Reporter

Amir Tejo

Editor

Berita Terkait

Minggu, 14 April 2024 05:14

Petugas Kebersihan Rela Bekerja di Hari Raya Demi Kebersihan Kota

Senin, 08 April 2024 05:46

Tak Ada Pembeli, Peralatan Dapur ini Hanya Jadi Pajangan

Jumat, 15 Maret 2024 06:04

Mesigit Tebon, Jejak Sejarah Ajaran Toleransi Mbah Jumadil Kubro

Kamis, 14 Maret 2024 04:40

Jejak Dakwah Mbah Jumadil Kubro di Desa Jipang Cepu Blora

Bagikan Berita :